Bingung Sama Tembang Macapat? Ini Macam-Macamnya dan Penjelasannya!

Table of Contents

Hai, Sobat Jawa! Pernah denger tembang macapat? Atau mungkin pernah dinyanyiin waktu kecil sama simbah? Nah, tembang macapat itu sebenernya keren banget lho! Bukan cuma sekedar lagu kuno, tapi juga punya makna filosofis yang dalem dan nilai-nilai luhur budaya Jawa. Kadang emang bikin bingung ya, ngapalin guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan-nya. Tapi tenang aja, di artikel ini kita bakal bahas tuntas macam-macam tembang macapat dan penjelasannya dengan cara yang santai dan gampang dimengerti. Siap-siap menyelami keindahan sastra Jawa!

Tembang Macapat

Apa Sih Tembang Macapat Itu?

Secara sederhana, tembang macapat itu puisi tradisional Jawa yang dinyanyikan dengan aturan tertentu. Aturan ini disebut paugeran. Paugeran ini meliputi guru gatra (jumlah baris), guru lagu (vokal di akhir baris), dan guru wilangan (jumlah suku kata di setiap baris). Meskipun terikat aturan, tembang macapat tetap punya keindahan dan fleksibilitas dalam penyampaian pesan. Bayangin aja, kayak bikin pantun tapi versi lebih panjang dan berkelas!

Macam-Macam Tembang Macapat dan Penjelasannya

Nah, ini dia yang ditunggu-tunggu! Kita bakal bahas 11 jenis tembang macapat yang paling umum. Siap-siap catat ya!

1. Maskumambang

Maskumambang menggambarkan masa bayi yang penuh kepolosan dan ketergantungan. Suasana yang dibangun biasanya sendu dan melankolis.

  • Guru Gatra: 4
  • Guru Lagu: a, i, a, a
  • Guru Wilangan: 12, 8, 8, 8

Contoh:

Sir sir pong dele gosong
Mlaku-mlaku ning pasar minggu
Tuku roti karo tahu
Kanggo sarapan esuk iku

2. Mijil

Mijil menggambarkan masa remaja yang penuh semangat dan optimisme untuk menjelajahi dunia. Suasana yang dibangun biasanya ceria dan penuh harapan.

  • Guru Gatra: 4
  • Guru Lagu: i, i, u, a
  • Guru Wilangan: 10, 6, 8, 8

Contoh:

Ati bungah sumringah
Nganti ora bisa turu
Esuk-esuk wis tangi
Mlaku-mlaku neng taman bunga

3. Sinom

Sinom menggambarkan masa dewasa awal yang penuh cinta dan perjuangan. Biasanya berisi nasihat dan petuah bijak.

  • Guru Gatra: 9
  • Guru Lagu: a, i, a, i, u, a, i, a, a
  • Guru Wilangan: 8, 8, 8, 8, 8, 7, 8, 7, 12

Contoh:

(Contoh Sinom yang lebih panjang bisa dicari di sumber referensi terpercaya ya, karena cukup panjang untuk dituliskan di sini)

4. Kinanthi

Kinanthi menggambarkan masa dewasa yang penuh kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi cobaan hidup. Suasana yang dibangun biasanya tenang dan penuh refleksi.

  • Guru Gatra: 6
  • Guru Lagu: i, a, i, a, u, a
  • Guru Wilangan: 8, 8, 8, 8, 8, 8

Contoh:

(Contoh Kinanthi bisa dicari di sumber referensi terpercaya)

5. Asmaradana

Asmaradana menggambarkan percintaan dan kerinduan. Suasana yang dibangun biasanya romantis dan mendayu-dayu.

  • Guru Gatra: 7
  • Guru Lagu: a, i, a, a, u, a, a
  • Guru Wilangan: 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8

Contoh:

(Contoh Asmaradana bisa dicari di sumber referensi terpercaya)

6. Gambuh

Gambuh menggambarkan kebijaksanaan dan kepemimpinan. Biasanya berisi nasihat dan petuah bagi seorang pemimpin.

  • Guru Gatra: 5
  • Guru Lagu: u, u, i, a, i
  • Guru Wilangan: 7, 10, 12, 8, 8

Contoh:

(Contoh Gambuh bisa dicari di sumber referensi terpercaya)

7. Dhandhanggula

Dhandhanggula menggambarkan kebahagiaan dan kesejahteraan. Suasana yang dibangun biasanya riang dan penuh suka cita.

  • Guru Gatra: 10
  • Guru Lagu: i, a, u, a, i, a, u, a, i, a
  • Guru Wilangan: 10, 10, 8, 7, 9, 7, 6, 8, 12, 7

Contoh:

(Contoh Dhandhanggula bisa dicari di sumber referensi terpercaya)

8. Durma

Durma menggambarkan kemarahan dan kekesalan. Suasana yang dibangun biasanya tegas dan keras.

  • Guru Gatra: 7
  • Guru Lagu: a, i, i, a, a, i, a
  • Guru Wilangan: 12, 8, 6, 7, 8, 5, 7

Contoh:

(Contoh Durma bisa dicari di sumber referensi terpercaya)

9. Pangkur

Pangkur menggambarkan keberanian dan kegagahan. Biasanya digunakan untuk menceritakan kisah heroik.

  • Guru Gatra: 7
  • Guru Lagu: a, i, u, a, u, i, a
  • Guru Wilangan: 8, 11, 8, 7, 12, 8, 8

Contoh:

(Contoh Pangkur bisa dicari di sumber referensi terpercaya)

10. Megatruh

Megatruh menggambarkan kesedihan yang mendalam dan keputusasaan. Suasana yang dibangun biasanya muram dan penuh ratapan.

  • Guru Gatra: 4
  • Guru Lagu: u, a, i, a
  • Guru Wilangan: 12, 8, 8, 8

Contoh:

(Contoh Megatruh bisa dicari di sumber referensi terpercaya)

11. Pocung

Pocung menggambarkan orang yang cerewet dan banyak bicara. Suasana yang dibangun biasanya ringan dan terkadang humoris.

  • Guru Gatra: 4
  • Guru Lagu: u, a, i, a
  • Guru Wilangan: 12, 6, 8, 8

Contoh:

(Contoh Pocung bisa dicari di sumber referensi terpercaya)

Tips Menghafal Tembang Macapat

  • Pahami maknanya: Memahami arti dan filosofi setiap tembang akan memudahkanmu mengingatnya.
  • Dengarkan dan nyanyikan: Mendengarkan dan menyanyikan tembang macapat secara rutin akan membantu merekam guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan di ingatanmu.
  • Tulis berulang kali: Menulis tembang berulang kali dapat membantumu menghafal pola dan struktur tembang.
  • Buat asosiasi: Hubungkan guru lagu dan guru wilangan dengan gambar atau cerita untuk memudahkanmu mengingatnya.

Kesimpulan

Nah, itu dia macam-macam tembang macapat dan penjelasannya. Gimana, udah nggak bingung lagi kan? Mempelajari tembang macapat nggak cuma bikin kita makin paham budaya Jawa, tapi juga melatih kreativitas dan kepekaan kita terhadap seni. Yuk, lestarikan budaya kita dengan mempelajari dan mengapresiasi tembang macapat!

Kalo ada pertanyaan atau mau sharing tentang tembang macapat, jangan ragu tulis di kolom komentar ya! Ditunggu kunjungan selanjutnya untuk info menarik lainnya seputar budaya Jawa! Sampai jumpa!

Posting Komentar