Syaban Makin Dekat, Ramadhan di Depan Mata: 10 Ide Khutbah Jumat Inspiratif!

Syaban Makin Dekat, Ramadhan di Depan Mata

Eh, nggak terasa ya, Syaban udah di depan mata, Ramadhan sebentar lagi! Bulan kedelapan dalam kalender Islam ini emang jadi penanda penting buat kita umat Muslim. Syaban itu kayak pintu gerbang terakhir sebelum kita memasuki bulan suci Ramadhan.

Sebagai bulan transisi menuju Ramadhan, Syaban ini pas banget buat kita memperkuat diri. Para khatib Jumat bisa banget menyampaikan pesan-pesan agama yang inspiratif, biar jamaah makin mantap imannya. Persiapan ini nggak cuma soal rohani aja lho, tapi juga mental dan fisik. Ibarat mendaki gunung, kita butuh persiapan matang biar perjalanan menuju Ramadhan ini lancar dan ibadah kita maksimal selama bulan suci nanti.

Nah, buat referensi khutbah Jumat di bulan Syaban ini, yuk simak kumpulan ide khutbah inspiratif dari detikSulsel yang dihimpun dari laman Nahdlatul Ulama berikut ini!

Khutbah Jumat Bulan Syaban: Memantapkan Persiapan Ramadhan di Bulan Syaban

Khutbah Pertama

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah atas nikmat di bulan Syaban ini. Bulan yang menjadikan kita sebagai Muslim yang kaffah, dan memerintahkan kita untuk mengikuti jalan orang-orang yang beriman. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Kesaksian ini adalah sebaik-baiknya kedudukan dan seindah-indahnya bekal. Aku bersaksi bahwa Sayyidina Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, yang memiliki sifat jujur dalam ucapan dan perbuatan. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang selalu benar dalam perkataan dan perbuatan.

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah,

Waktu terus berjalan, nggak terasa kita sudah hampir separuh bulan Syaban. Bulan Ramadhan makin dekat, suasana batin pun mulai terasa berbeda. Ada yang senang menyambut Ramadhan, ada juga yang biasa aja. Sikap biasa aja ini nih yang perlu dipertanyakan, karena bisa jadi indikasi hati kita kurang peka terhadap kemuliaan waktu-waktu khusus dalam Islam.

Biasanya, suasana “biasa saja” itu bukan karena ingkar, tapi lebih karena kesibukan duniawi yang padat, sampai-sampai perjalanan Rajab, Syaban, dan Ramadhan dianggap rutinitas biasa. Padahal, Islam nggak menganjurkan gitu lho. Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumid-Din menyebutkan adanya hari-hari utama (al-ayyam al-fadhilah) setiap tahun, bulan, dan minggu. Bulan Syaban termasuk bulan utama (al-asyhur al-fadhilah) selain Rajab, Dzulhijjah, dan Muharram.

Syaban itu istimewa karena jadi jembatan menuju Ramadhan. Makanya disebut “Syaban” dari kata syi’ab, yang artinya jalan setapak menuju puncak. Bulan Syaban ini bulan persiapan dari Allah buat hamba-Nya, buat mantapin diri menyambut Ramadhan.

Jamaah shalat Jumat yang berbahagia,

Terus, persiapan apa aja sih yang perlu kita lakukan? Ramadhan itu fenomena tahunan yang efeknya besar banget, baik ekonomi maupun budaya. Pasar makin ramai, mall makin menggairahkan, TV juga nayangin acara religi. Buat hadapi semua ini, kita butuh persiapan, tapi ini baru persiapan fisik dan materi. Ramadhan emang bawa dampak materi, termasuk lebaran atau Syawal nanti.

Tapi, persiapan yang kita bahas sekarang lebih ke persiapan spiritual. Syaban itu “jalan menuju puncak”, jadi momen yang pas buat umat Islam memperkuat mental, nata batin, dan benerin perilaku buat nyambut puasa. Puasa bukan cuma nahan makan minum, tapi juga puasa dari ego pribadi.

Rasulullah SAW bersabda:

ذَاكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ الْأَعْمَالُ فِيهِ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: “Bulan itu (Syaban) adalah bulan yang dilupakan manusia, berada di antara Rajab dan Ramadhan. Dan ia adalah bulan diangkatnya amal ibadah kepada Tuhan Pemilik Semesta Alam, maka aku (Nabi Muhammad) suka amal ibadahku diangkat ketika aku berpuasa”. (HR. an-Nasa’i)

Istri Nabi, ‘Aisyah RA meriwayatkan, “Hanya di bulan Ramadhan Nabi Muhammad berpuasa satu bulan penuh dan saya tidak melihat beliau sering puasa kecuali di bulan Syaban,” (HR Al-Bukhari). Riwayat Ahmad menyebutkan, “Puasa yang disukai Nabi Muhammad SAW ialah puasa di bulan Syaban.”

Ini nunjukin kalau persiapan nyambut Ramadhan yang dicontohin Rasulullah itu salah satunya puasa. Syaban itu waktu yang tepat buat puasa, buat latihan diri biar terbiasa puasa sebulan penuh di Ramadhan nanti. Orang yang puasa Syaban itu memuliakan dan menghormati Ramadhan. Rasulullah pernah bersabda, “Puasa Syaban itu untuk mengagungkan Ramadhan,” (HR At-Tirmidzi).

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah,

Puasa itu emang berat bagi sebagian besar umat Islam. Kita harus nahan lapar haus dari fajar sampai maghrib. Tapi justru di puasalah, kita dapat pendidikan rohani yang luar biasa. Puasa bukan cuma nahan makan minum, tapi juga nahan hawa nafsu, kayak bohong, ngomongin orang, boros, pamer, suka dipuji, ngerasa paling saleh, suka nilai orang lain, dan lain-lain. Ini bisa terjadi kalau kita maknai puasa dalam dua dimensi: jasmani dan rohani.

Sebelum Ramadhan tiba, kita dianjurkan buat gembleng diri dengan puasa dan ningkatin takwa. Bukan cuma banyakin ritual ibadah, tapi juga ningkatin kesadaran ketuhanan (ilahiyah) yang meresap ke seluruh gerak-gerik kita.

Khutbah Kedua

Alhamdulillahi rabbil alamin, wa bihi nasta’inu ala umuriddunya waddin. Asyhadu alla ilaha illallah wahdahula syarikalah, wa asyhadu anna muhammadan abduhu warasuluh. Allahumma sholli wa sallim ala sayyidina muhammadin wa ala alihi wa shohbihi ajmain.

Amma ba’du, fayaa ibadallah, ittaqullah haqqo tuqatih wala tamutunna illa wa antum muslimun.

Jamaah shalat Jumat yang berbahagia,

Mari kita tingkatkan takwa kita kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Bulan Syaban ini momen yang tepat buat kita mempersiapkan diri menyambut Ramadhan. Semoga Allah memberikan kekuatan dan taufik kepada kita semua.

Ya Allah, sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan. Aamiin.

Khutbah Jumat Bulan Syaban: Bulan Syaban, Waktunya Menyiram

Khutbah Pertama

Alhamdulillah, alhamdulillahil ladzi fadholana bi ilqo’i syahri sya’ban, hadza syahrun yumkinu fihi an nastakmilahu linailil barokati war ridwan. Allahumma sholli wa sallim ala sayyidina muhammadin alladzi anzalahullahu ilaihi bijamii’i anwa’i dalaili wal burhan, wa ala alihi wa shohbihi alladzina nalul barokati wal irfan. Amma ba’du fayaa ibadallah, ushiini nafsi wa iyyakum bittaqwallah, faqod faazal muttaqun faqod qolallahu ta’ala fii kitabihil kariim: wal asri, innal insana lafii khusrin, illa ladzina amanu wa amilus sholihati watawa shaubil haqqi watawa shaubil sabri.

Hadirin jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Saya wasiatkan buat diri sendiri dan hadirin semua buat ningkatin takwa kita kepada Allah SWT dengan selalu nurut perintah dan jauhin larangan-Nya. Hadirin, hari ini atas izin Allah kita ada di bulan Syaban. Bulan yang ada di antara Rajab dan Ramadhan. Syaban itu bulan khusus dalam doa Rasulullah, kayak riwayat dari Anas bin Malik:

اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Artinya: “Ya Allah, semoga Engkau beri keberkahan kepada kami dalam bulan Rajab, Syaban dan Ramadhan”.

Bulan kemarin, kita udah lewatin Rajab, bulan bercocok tanam. Sekarang Syaban ini bulan merawat, nyiramin tanaman. Nah, Ramadhan nanti itu bulan panen. Gimana mau panen banyak ibadah kalau nggak kita mulai dari kemarin dan dirawat di Syaban ini? Imam Dzun Nun al-Mishri bilang,

رَجَبٌ شَهْرُ الزَّرْعِ. وَشَعْبَانُ شَهْرُ السَّقْيِ. وَرَمَضَانُ شَهْرُ الْحَصَادِ. وَكُلٌّ يَحْصُدُ مَا زَرَعَ. فَمَنْ ضَيَّعَ الزِّرَاعَةَ نَدِمَ يَوْمَ الْحَصَادِ

Artinya: “Rajab adalah bulan menanam, Syaban bulan menyiram, dan Ramadhan bulan memanen. Setiap orang akan memanen atas apa yang ia tanam. Barangsiapa yang menyia-nyiakan tanaman akan merugi di waktu panen.”

Biasanya, orang tuh semangat banget di bulan Rajab. Ya iyalah, Rajab kan salah satu dari empat bulan mulia. Ramadhan juga raja di antara bulan lain. Tapi banyak yang malah males-malesan di Syaban. Padahal ini nggak tepat.

Kalau males-malesan di Syaban, berarti kita nggak nyiramin tanaman yang udah ditanam di Rajab kemarin. Akibatnya, ibadah Ramadhan nanti bisa kurang semangat, karena nggak dirawat dengan baik. Salah satu hal penting yang sering dilupain di Syaban itu puasa. Dalam hadits dari Sayyidah Aisyah, istri Rasulullah cerita:

لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُوْمُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ فَإِنَّهُ كَانَ يَصُوْمُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

Artinya: “Nabi Muhammad tidak pernah melakukan puasa bulanan (selain Ramadhan) lebih banyak dari pada bulan Syaban. Sesungguhnya beliau puasa sebulan penuh. (Muttafaq alaih).”

Riwayat lain di Sunan an-Nasa’i, Rasulullah SAW ditanya Usamah bin Zaid:

يَا رَسُوْلَ اللهِ لَمْ أَرَكَ تَصُوْمُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُوْرِ مَا تَصُوْمُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيْهِ اْلأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِيْنَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: “Wahai Rasul, saya tidak pernah melihat anda berpuasa di antara bulan-bulan sebagaimana anda melakukan puasa pada bulan Syaban. Kemudian Rasulullah menjawab, ‘Syaban itu merupakan bulan yang dilupakan banyak manusia antara bulan Rajab dan Ramadhan. Di bulan itu, amal-amal dilaporkan kepada Allah Tuhan semesta alam. Aku suka jika amalku dilaporkan sedang aku dalam keadaan berpuasa’.”

Hadirin hafidhakumullah,

Kita nggak boleh takut duluan sebelum berperang. Setan sering bisikin kita hal-hal nakutin, “Jangan puasa Syaban, nggak kuat kamu. Puasa dua bulan berturut-turut berat.” Itu godaan buat ngendorin niat kita. Asal niat kita bulat karena Allah dan tawakkal, mantepin hati! Insyaallah kita bisa jalanin dengan baik. Ketakutan kayak gini mirip sama kekhawatiran Nabi Musa dan Nabi Harun. Waktu disuruh datengin Fir’aun, mereka bilang:

إِنَّنَا نَخَافُ أَنْ يَفْرُطَ عَلَيْنَا أَوْ أَنْ يَطْغَى

Artinya: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas’.

Terus Allah jawab:

قَالَ لَا تَخَافَا إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَى

Artinya: “Allah berfirman, ‘Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat’. (QS Thaha: 45-46)

Hadirin, dalam hadits tadi Rasulullah jelasin, Rajab itu bulan yang sering dilupain orang.

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ

Artinya: “Syaban itu merupakan bulan yang dilupakan banyak manusia antara bulan Rajab dan Ramadhan.”

Makanya kita nggak boleh lupa kayak orang lain. Salah satunya dengan bangun di sepertiga malam terakhir. Pas orang-orang pada tidur nyenyak, lupa sama Allah, kita justru deketin diri ke Allah, ngetuk pintu rahmat-Nya, rendahin hati di hadapan Allah, minta petunjuk di tengah orang-orang yang kesasar, dan doa-doa lainnya.

Selain itu, buat ngisi Syaban kita, pas tetangga lagi asyik nonton TV di waktu mustajab antara maghrib dan isya’, kita jangan ikut lupa waktu penting ini. Kita harus isi dengan ibadah, baca Al-Qur’an, ngajarin keluarga, dan lain-lain.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، إِنَّآ أَنْزَلْنَاهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَآ أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ، لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، تَنَزَّلُ الْمَلَآئِكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Khutbah Kedua

Alhamdulillahi rabbil alamin, hamdan ala ihsanihi was syukru lahu ala taufiqihi wamtinanihi. Wa asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarikalah, wa asyhadu anna sayyidana muhammadan abduhu warosuluhuddai ila ridwanihi. Allahumma sholli ala sayyidina muhammadin wa ala alihi wa ashhabihi wa sallim tasliman katsiro amma ba’du: fayaa ayyuhannasu ittaqullah fimaa amar waantahu amma nahah, wa’lamu annallaha amarakum biamrin bada’a fiih binafsihi watsanna bimalaikatihil muqoddasati biqudsihi wa qola ta’ala innallaha wamalaikatahu yusholluna alannabi ya ayyuhalladzina amanu shollu alaihi wasallimu taslima. Allahumma sholli ala sayyidina muhammad shollallahu alaihi wasallam wa ala ali sayyidina muhammad wa ala ambiyaika warusulika wamalaikatika almuqorrobin war dhollahu anil khulafair rosyidin abi bakrin waumar wausman waala alihi waala baqiyyatish shohabati wattabiin watabi’it tabiin lahum biihsaani ila yaumiddin war dhollahu anna maahum birohmatika yaa arhamar rohimin. Allahummaghfir lil mu’miniina wal mu’minaat wal muslimiina wal muslimaat al ahyaa minhum wal amwaat. Allahumma aizzal islam wal muslimiin wa adzillasy syirko wal musyrikiin wanshuro ibaadaka almuwahhidin wanshuro man nashoroddiin wakdzul man khadzalal muslimiin wa dammir aadaa alddiin wa a’li kalimaatika ila yaumiddiin. Allahumma adfa annaal balaa’a wal wabaa’a wal zalaazila wal mihana wa suu’al fitnati wal mihana maa dhoharo minhaa wa maa bathon an balaadinaa indonesia khoo shoh wa saa’iro buldaanil muslimiina aammatan yaa robbal alamiin. Robbana atina fiddunyaa hasanah wafil akhiroti hasanah waqina adzabannaar. Robbana dholamna anfusanaa wa inlam taghfirlanaa watarhamnaa lanakuunanna minal khoosiriin. Ibadallah! Innallaha ya’muru bil adli wal ihsaani waiitaaidzaa il qurbaa wayanhaa anil fahsyaa’i wal munkari wal baghyi yaidzukum laallakum tadzakkaruun. Fadzkurullohal azhiim yadzkurkum wasykuruuhu ala ni’amihi yazidkum waladzikrullahi akbar.

Khutbah Jumat Bulan Syaban: Nisfu Syaban, Momentum Titik Tolak Perbaikan Diri

Khutbah Pertama

Alhamdulillahi lahil ladzi an’amanaa bini’matil iiman wal islam. Washolatu wassalamu ala sayyidina muhammadin khoiril anam. Wa ala alihi wa ashabihi alkirom. Asyhadu alla ilaha illallah almalikul quddusussalam waasyhadu anna sayyidana wahabibana muhammadan abduhu warosuluh sohibus syarofi wal ihtiram amma ba’du: fayaa ayyuhal mu’minuun, ittaqullah haqqo tuqotih walaa tamuutunna illa waantum muslimun. Qolallahu ta’ala: waman yattaqillaha yaj’al lahu makhrojaa wayarzuqhu min haitsu laa yahtasib.

Hadirin shalat Jumat hafidzakumullah,

Alhamdulillah kita udah masuk bulan Syaban. Bulan ini punya banyak kejadian bersejarah yang nggak bakal dilupain umat Islam. Salah satunya, peralihan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah di Makkah. Di bulan ini juga ayat tentang perintah shalawat ke Nabi diturunin, yaitu QS al-Ahzab: 56, makanya Syaban juga disebut bulan shalawat Nabi. Terus, di bulan ini juga ada malam spesial di pertengahan Syaban, yang kita kenal Malam Nisfu Syaban.

Kalau lihat kalender Masehi tahun ini, malam Nisfu Syaban jatuh hari Kamis, 13 Februari 2025, Nisfu Syabannya hari Jumat, 14 Februari 2025.

Hadirin shalat Jumat hafidhakumullah,

Kalau kita buka literatur soal Nisfu Syaban, keutamaan yang banyak ditemuin itu di malam Nisfu Syabannya, bukan di hari Nisfu Syabannya. Bahkan mungkin udah banyak yang familiar sama janji dan ganjaran kalau kita ngidupin malam Nisfu Syaban dengan dzikir, shalawat, doa, dan baca Al-Quran.

Tapi kali ini, khatib mau nyampain beberapa hadits, pendapat, dan kebiasaan ulama salaf buat memaksimalkan malam Nisfu Syaban. Pertama, hadits riwayat Ibnu Hibban tentang keutamaan ngidupin malam Nisfu Syaban. Haditsnya gini:

يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ فِيْ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

Artinya: “Allah akan muncul ke mahluk-Nya pada malam pertengahan bulan Syaban (Nisfu Syaban), kemudian akan mengampuni seluruh (dosa) mahluk-Nya kecuali orang musyrik dan mengadu domba.”

Perhatiin hadits itu, Allah cuma nggak ngampunin dua jenis manusia: yang nyekutuin-Nya dan yang suka ngadu domba. Ini sesuai sama firman Allah di kitab suci:

إِنَّ اللهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَآءُ

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (bila) disekutukan (syirik) dengan (tuhan) yang lain dan akan mengampuni apa saja selain perbuatan (syirik) itu bagi siapa pun yang Allah kehendaki.” (QS. al-Nisa’: 48)

Selain syirik, Allah bakal ngasih ampunan-Nya. Tentunya dengan syarat kalau orang itu minta ampun dengan banyak istighfar, dzikir, dan ibadah sunnah lainnya. Jadi, buat yang dosanya banyak, jangan khawatir nggak diampuni dosanya.

Sebanyak apapun dosa, kalau tobat sungguh-sungguh dan mohon ampunan, pasti Allah kabulkan. Makanya di riwayat Tirmidzi disebutin:

إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ ِلأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كَلْبٍ

Artinya: “Sesungguhnya Allah azza wa jalla turun ke langit dunia pada malam pertengahan bulan Syaban (Nisfu Syaban), kemudian Dia mengampuni dosa-dosa yang lebih banyak dibandingkan jumlah bulu kambing suku Kalb.”

Bulu kambing di sini itu majaz, maksudnya dosa yang nggak kehitung bakal dapat ampunan dari Allah. Jadi, Muslim yang penuh dosa nggak perlu pesimis dan putus asa buat dapat rahmat-Nya berupa ampunan dosa. Malam Nisfu Syaban besok malam jadi momen pas buat mohon ampunan dosa.

Hadirin shalat Jumat hafidhakumullah,

Keistimewaan ini ciri khas bulan Syaban. Makanya ulama salaf namanya Atha’ bin Yasar bilang, nggak ada malam yang lebih utama setelah Lailatul Qadar selain malam Nisfu Syaban. Malam Nisfu Syaban itu derajatnya persis di bawah Lailatul Qadar.

Bayangin aja mulianya malam Nisfu Syaban, posisinya di bawah Lailatul Qadar. Ampunan Allah gampang banget dikasih, bahkan nggak ada batasan jumlah dosa kayak riwayat di atas.

Imam Syafi’i juga ikut komen soal mulianya Nisfu Syaban. Kata beliau, ada lima malam yang doanya kemungkinan besar dikabulin. Salah satunya malam pertengahan Syaban, yang besok malam itu.

Ulama salaf sebelum Imam Syafi’i juga udah punya kebiasaan ngidupin malam Nisfu Syaban. Imam Ibnu Rajab al-Hanbali cerita, kalangan Tabi’in di Syam muliain malam Nisfu Syaban dengan mujahadah dan banyakin ibadah, sampai banyak orang niru.

Hadirin shalat Jumat hafidhakumullah,

Yuk, kita ingetin dan ajak keluarga dan teman buat ngidupin malam Nisfu Syaban dengan berbagai amalan ibadah. Ini juga buat ngamalin ayat:

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Artinya: “Dan hendaklah kalian saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah kalian saling tolong-menolong dalam melakukan dosa dan permusuhan.” (QS. al-Maidah: 2)

Sayang banget kalau malam penuh berkah ini kita lewatin tanpa nambah pahala. Seharusnya Nisfu Syaban jadi titik tolak buat mulai hidup baru yang lebih baik dari sebelumnya. Malam Nisfu Syaban kita mohon ampunan dosa, biar paginya kita kayak bayi baru lahir, nggak punya dosa sama sekali.

Pas munajat malam Nisfu Syaban, kita niat buat perbaiki diri dan kurangin dosa. Kita emang nggak mungkin hindarin dosa, tapi setidaknya setelah Allah ampuni dosa kita, kita udah mantap buat jadi pribadi yang lebih takwa, lebih serius jalanin perintah-Nya dan jauhin larangan-Nya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

Alhamdulillahi rabbil alamin, hamdan katsiran kama amar, asyhadu alla ilaha illallah wahdahula syarikalah, irghoman liman jahada bihi wakafar, wa asyhadu anna muhammadan abduhu warosuluh sayyidul kholaiqi wal basyar. Allahumma sholli wasallim ala sayyidina muhammad wa ala alihi wa ashabihi wa sallim tasliman katsiro amma ba’du : fayaa ayyuhannasu ittaqullah fimaa amar waantahu amma nahah, wa’lamu annallaha amarakum biamrin bada’a fiih binafsihi watsanna bimalaikatihil muqorrobin wa qola ta’ala innallaha wamalaikatahu yusholluna alannabi ya ayyuhalladzina amanu shollu alaihi wasallimu taslima. Allahumma sholli ala sayyidina muhammad shollallahu alaihi wasallam wa ala ali sayyidina muhammad wa ala ambiyaika warusulika wamalaikatika almuqorrobin war dhollahu anil khulafair rosyidin abi bakrin waumar wautsman waala alihi waala baqiyyatish shohabati wattabiin watabi’it tabiin lahum biihsaani ila yaumiddin war dhollahu anna maahum birohmatika yaa arhamar rohimin. Allahummaghfir lil mu’miniina wal mu’minaat wal muslimiina wal muslimaat al ahyaa minhum wal amwaat. Allahumma ashlih lanaa wa ashlih ahwaalana, wa ashlih man fii sholaahihim sholaahunaa washolahul muslimiin, wa ahlilak man fii halaakihim sholahunaa washolahul muslimiin, allahumma wahhid shufuufal muslimiin, warzuqnaa waiyyahum ziyadatan taqwa wal iiman, allahumma adfa annaal balaa’a wal wabaa’a wal zalaazila wal mihana wa suu’al fitnati wal mihana maa dhoharo minhaa wa maa bathon an balaadinaa indonesia khoo shoh wa saa’iro buldaanil muslimiina aammatan yaa robbal alamiin. Robbana atina fiddunyaa hasanah wafil akhiroti hasanah waqina adzabannaar. Robbana dholamna anfusanaa wa inlam taghfirlanaa watarhamnaa lanakuunanna minal khoosiriin. Ibadallah! Innallaha ya’muru bil adli wal ihsaani waiitaaidzaa il qurbaa wayanhaa anil fahsyaa’i wal munkari wal baghyi yaidzukum laallakum tadzakkaruun. Fadzkurullohal azhiim yadzkurkum wasykuruuhu ala ni’amihi yazidkum waladzikrullahi akbar.

Khutbah Jumat Bulan Syaban: Nisfu Syaban, Momentum Titik Tolak Perbaikan Diri

Khutbah Pertama

Alhamdulillahillahi ladzi an’amanaa bini’matil iiman wal islam. Washolatu wassalamu ala sayyidina muhammadin khoiril anam. Wa ala alihi wa ashabihi alkirom. Asyhadu alla ilaha illallah almalikul quddusussalam waasyhadu anna sayyidana wahabibana muhammadan abduhu warosuluh sohibus syarofi wal ihtiram amma ba’du: fayaa ayyuhal mu’minuun, ittaqullah haqqo tuqotih walaa tamuutunna illa waantum muslimun. Qolallahu ta’ala: waman yattaqillaha yaj’al lahu makhrojaa wayarzuqhu min haitsu laa yahtasib.

Hadirin shalat Jumat hafidzakumullah,

Alhamdulillah, kita udah ada di bulan Syaban nih. Bulan ini punya banyak kejadian bersejarah yang nggak bakal dilupain umat Islam. Salah satunya, peralihan arah kiblat dari Baitul Maqdis di Palestina ke Ka’bah di Makkah. Bulan ini juga ayat tentang perintah shalawat pada Nabi diturunin, QS al-Ahzab: 56, makanya Syaban juga disebut bulan shalawat Nabi. Terus, di bulan ini juga ada malam spesial di pertengahan Syaban, yang kita kenal malam Nisfu Syaban.

Kalau lihat kalender Masehi tahun ini, malam Nisfu Syaban jatuh hari Kamis, 13 Februari 2025, Nisfu Syabannya hari Jumat, 14 Februari 2025.

Hadirin shalat Jumat hafidhakumullah,

Kalau kita buka literatur soal Nisfu Syaban, keutamaan yang banyak ditemuin itu di malam Nisfu Syabannya, bukan di hari Nisfu Syabannya. Bahkan mungkin udah banyak yang familiar sama janji dan ganjaran kalau kita ngidupin malam Nisfu Syaban dengan dzikir, shalawat, doa, dan baca Al-Quran.

Tapi kali ini, khatib mau nyampain beberapa hadits, pendapat, dan kebiasaan ulama salaf buat memaksimalkan malam Nisfu Syaban. Pertama, hadits riwayat Ibnu Hibban tentang keutamaan ngidupin malam Nisfu Syaban. Haditsnya gini:

يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ فِيْ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

Artinya: “Allah akan muncul ke mahluk-Nya pada malam pertengahan bulan Syaban (Nisfu Syaban), kemudian akan mengampuni seluruh (dosa) mahluk-Nya kecuali orang musyrik dan mengadu domba.”

Perhatiin hadits itu, Allah cuma nggak ngampunin dua jenis manusia: yang nyekutuin-Nya dan yang suka ngadu domba. Ini sesuai sama firman Allah di kitab suci:

إِنَّ اللهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَآءُ

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (bila) disekutukan (syirik) dengan (tuhan) yang lain dan akan mengampuni apa saja selain perbuatan (syirik) itu bagi siapa pun yang Allah kehendaki.” (QS. al-Nisa’: 48)

Selain syirik, Allah bakal ngasih ampunan-Nya. Tentunya dengan syarat kalau orang itu minta ampun dengan banyak istighfar, dzikir, dan ibadah sunnah lainnya. Jadi, buat yang dosanya banyak, jangan khawatir nggak diampuni dosanya.

Sebanyak apapun dosa, kalau tobat sungguh-sungguh dan mohon ampunan, pasti Allah kabulkan. Makanya di riwayat Tirmidzi disebutin:

إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ ِلأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كَلْبٍ

Artinya: “Sesungguhnya Allah azza wa jalla turun ke langit dunia pada malam pertengahan bulan Syaban (Nisfu Syaban), kemudian Dia mengampuni dosa-dosa yang lebih banyak dibandingkan jumlah bulu kambing suku Kalb.”

Bulu kambing di sini itu majaz, maksudnya dosa yang nggak kehitung bakal dapat ampunan dari Allah. Jadi, Muslim yang penuh dosa nggak perlu pesimis dan putus asa buat dapat rahmat-Nya berupa ampunan dosa. Malam Nisfu Syaban besok malam jadi momen pas buat mohon ampunan dosa.

Hadirin shalat Jumat hafidhakumullah,

Keistimewaan ini ciri khas bulan Syaban. Makanya ulama salaf namanya Atha’ bin Yasar bilang, nggak ada malam yang lebih utama setelah Lailatul Qadar selain malam Nisfu Syaban. Malam Nisfu Syaban itu derajatnya persis di bawah Lailatul Qadar.

Bayangin aja mulianya malam Nisfu Syaban, posisinya di bawah Lailatul Qadar. Ampunan Allah gampang banget dikasih, bahkan nggak ada batasan jumlah dosa kayak riwayat di atas.

Imam Syafi’i juga ikut komen soal mulianya Nisfu Syaban. Kata beliau, ada lima malam yang doanya kemungkinan besar dikabulin. Salah satunya malam pertengahan Syaban, yang besok malam itu.

Ulama salaf sebelum Imam Syafi’i juga udah punya kebiasaan ngidupin malam Nisfu Syaban. Imam Ibnu Rajab al-Hanbali cerita, kalangan Tabi’in di Syam muliain malam Nisfu Syaban dengan mujahadah dan banyakin ibadah, sampai banyak orang niru.

Hadirin shalat Jumat hafidhakumullah,

Yuk, kita ingetin dan ajak keluarga dan teman buat ngidupin malam Nisfu Syaban dengan berbagai amalan ibadah. Ini juga buat ngamalin ayat:

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Artinya: “Dan hendaklah kalian saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah kalian saling tolong-menolong dalam melakukan dosa dan permusuhan.” (QS. al-Maidah: 2)

Sayang banget kalau malam penuh berkah ini kita lewatin tanpa nambah pahala. Seharusnya Nisfu Syaban jadi titik tolak buat mulai hidup baru yang lebih baik dari sebelumnya. Malam Nisfu Syaban kita mohon ampunan dosa, biar paginya kita kayak bayi baru lahir, nggak punya dosa sama sekali.

Pas munajat malam Nisfu Syaban, kita niat buat perbaiki diri dan kurangin dosa. Kita emang nggak mungkin hindarin dosa, tapi setidaknya setelah Allah ampuni dosa kita, kita udah mantap buat jadi pribadi yang lebih takwa, lebih serius jalanin perintah-Nya dan jauhin larangan-Nya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

Alhamdulillahi rabbil alamin, hamdan ala ihsanihi was syukru lahu ala taufiqihi wamtinanihi. Wa asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarikalah, wa asyhadu anna sayyidana muhammadan abduhu warosuluhuddai ila ridwanihi. Allahumma sholli ala sayyidina muhammadin wa ala alihi wa ashhabihi wa sallim tasliman katsiro amma ba’du : fayaa ayyuhannasu ittaqullah fimaa amar waantahu amma nahah, wa’lamu annallaha amarakum biamrin bada’a fiih binafsihi watsanna bimalaikatihil muqoddasati biqudsihi wa qola ta’ala innallaha wamalaikatahu yusholluna alannabi ya ayyuhalladzina amanu shollu alaihi wasallimu taslima. Allahumma sholli ala sayyidina muhammad shollallahu alaihi wasallam wa ala ali sayyidina muhammad wa ala ambiyaika warusulika wamalaikatika almuqorrobin war dhollahu anil khulafair rosyidin abi bakrin waumar wautsman waala alihi waala baqiyyatish shohabati wattabiin watabi’it tabiin lahum biihsaani ila yaumiddin war dhollahu anna maahum birohmatika yaa arhamar rohimin. Allahummaghfir lil mu’miniina wal mu’minaat wal muslimiina wal muslimaat al ahyaa minhum wal amwaat. Allahumma aizzal islam wal muslimiin wa adzillasy syirko wal musyrikiin wanshuro ibaadaka almuwahhidin wanshuro man nashoroddiin wakdzul man khadzalal muslimiin wa dammir aadaa alddiin wa a’li kalimaatika ila yaumiddiin. Allahumma adfa annaal balaa’a wal wabaa’a wal zalaazila wal mihana wa suu’al fitnati wal mihana maa dhoharo minhaa wa maa bathon an balaadinaa indonesia khoo shoh wa saa’iro buldaanil muslimiina aammatan yaa robbal alamiin. Robbana atina fiddunyaa hasanah wafil akhiroti hasanah waqina adzabannaar. Robbana dholamna anfusanaa wa inlam taghfirlanaa watarhamnaa lanakuunanna minal khoosiriin. Ibadallah! Innallaha ya’muru bil adli wal ihsaani waiitaaidzaa il qurbaa wayanhaa anil fahsyaa’i wal munkari wal baghyi yaidzukum laallakum tadzakkaruun. Fadzkurullohal azhiim yadzkurkum wasykuruuhu ala ni’amihi yazidkum waladzikrullahi akbar.

Khutbah Jumat Bulan Syaban: Bulan Syaban, Momen Bersimpuh Mohon Ampunan Allah

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى خَاتَمِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى : إِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.

Kesempatan kali ini khatib ngajak jamaah dan diri khatib sendiri buat bersyukur pada Allah SWT atas limpahan nikmat dan karunia-Nya. Kedua, khatib juga ngajak jamaah buat shalawat dan salam ke Nabi Muhammad SAW atas kasih sayang dan pengorbanan dakwahnya.

Di bulan Syaban ini, khatib ngajak jamaah dan diri sendiri buat balik dan tobat ke Allah. Di bulan baik nyambut Ramadhan ini, yuk sama-sama kita rendahin diri dan mohon ampunan Allah atas semua dosa dan salah kita.

Di Surat Al-Baqarah ayat 222, Allah bilang Dia suka sama orang yang tobat dan bersih diri:

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Artinya, “Sungguh, Allah menyukai orang yang bertobat dan menykai orang yang menyucikan diri,” (Surat Al-Baqarah ayat 222).

Banyak riwayat yang nyebutin anjuran buat kita tobat ke Allah. Allah buka pintu tobat 24 jam. Allah Maha Murah dan Sayang, pintu tobat-Nya selalu kebuka:

عَنْ أَبِي مُوْسَى عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ النَّهَارِ وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ اللَّيْلِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا

Artinya, “Dari sahabat Abu Musa as dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Sungguh, Allah swt membuka tangan-Nya pada malam hari agar pendosa di siang hari dapat bertobat dan menggelar tangan-Nya pada siang hari agar pendosa di malam hari dapat bertobat sampai matahari terbit dari tempat tenggelamnya,’“ (HR Muslim).

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Allah Maha Murah sama kita soal tobat. Allah nunggu kita buat nyamperin dan bersimpuh di hadapan-Nya, inget semua dosa kita, baik sengaja maupun nggak. Allah nggak peduli seberapa banyak dan besar dosa kita.

Nabi Muhammad SAW gambarin kemurahan Allah nerima tobat manusia. Dalam haditsnya, Nabi sebut penerimaan Allah atas tobat manusia sebesar apapun dosanya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ أَخْطَأْتُمْ حَتَّى تَبْلُغَ السَّمَاءَ ثُمَّ تُبْتُمْ لَتَابَ عَلَيْكُمْ

Artinya, “Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Andai kalian keliru hingga mencapai langit, lalu kalian bertobat, niscaya ia akan menerima tobat kalian,’“ (HR Ibnu Majah).

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Kayak keterangan Surat Al-Baqarah ayat 222, Allah suka sama orang yang tobat dan mohon ampunan. Allah suka sama orang yang istighfar dan bersimpuh mohon ampunan-Nya.

Hadits riwayat Muslim jelasin kesenangan Allah sama istighfar dan permohonan ampun hamba-Nya. Bahkan Allah bakal binasain satu generasi manusia yang nggak mohon ampun karena nggak punya dosa, terus diganti sama generasi baru yang bakal mohon ampunan-Nya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُوْنَ فَيَسْتَغْفِرُوْنَ اللهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ

Artinya, “Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Demi Allah yang diriku berada di tangan-Nya, andai kalian tidak berdosa, niscaya Allah akan membinasakan kalian dan mengganti kalian dengan kaum baru yang berdosa, lalu meminta ampun, dan akhirnya Allah mengampuni mereka,’“ (HR Muslim).

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Buat nutup khutbah singkat ini, khatib kutip hadits riwayat Imam At-Thabarani soal perbaiki diri dengan niat dan tekad nggak ngulangin dosa masa lalu.

عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحْسَنَ فِيْمَا بَقِيَ غُفِرَ لَهُ مَا مَضَى وَمَنْ أَسَاءَ فِيْمَا بَقِيَ أُخِذَ بِمَا مَضَى وَمَا بَقِيَ

Artinya, “Dari sahabat Abu Dzar ra, ia berkata, Rasulullah saw, ‘Siapa saja yang berbuat baik pada sisa usianya, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu. Tetapi siapa yang berdosa pada sisa umurnya, niscaya disiksa perbuatan dosanya yang telah lalu dan dosa pada sisa usianya,’“ (HR At-Thabarani).

Semoga khutbah Jumat singkat ini manfaat, Allah kasih kita kesempatan dan mudahkan jalan buat bersimpuh rendah diri di hadapan-Nya, ngakuin semua dosa dan mohon ampunan-Nya. Kita yakin Allah buka lebar pintu tobat-Nya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْلقُرْاٰنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ اْلمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اٰلِهٖ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا اَمَّا بَعْدُ : فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنٰى بِمَلَائِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَائِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ اْلطَّاهِرِيْنَ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ اَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاَعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْﻟﻔِﺘْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاۤصَّةً وَعَنْ سَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وِفِى اْلاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَ اللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤءِ ذِيْ اْلقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ اْﻟﻔَحْشَاۤءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Khutbah Jumat Bulan Syaban: Bulan Syaban, Momen Bersimpuh Mohon Ampunan Allah

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًاۙ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Hadirin shalat Jumat hafidzakumullah,

Alhamdulillah kita udah ada di Bulan Syaban. Bulan ini punya banyak kejadian bersejarah yang nggak bakal dilupain umat Islam. Salah satunya, peralihan arah kiblat dari Baitul Maqdis di Palestina ke Ka’bah di Makkah. Di bulan ini juga ayat tentang perintah shalawat ke Nabi diturunin, yaitu QS al-Ahzab: 56, makanya Syaban juga disebut bulan shalawat Nabi. Terus, di bulan ini juga ada malam spesial di pertengahan Syaban, yang kita kenal Malam Nisfu Syaban.

Kalau lihat kalender Masehi tahun ini, malam Nisfu Syaban jatuh hari Kamis, 13 Februari 2025, Nisfu Syabannya hari Jumat, 14 Februari 2025.

Hadirin shalat Jumat hafidhakumullah,

Kalau kita buka literatur soal Nisfu Syaban, keutamaan yang banyak ditemuin itu di malam Nisfu Syabannya, bukan di hari Nisfu Syabannya. Bahkan mungkin udah banyak yang familiar sama janji dan ganjaran kalau kita ngidupin malam Nisfu Syaban dengan dzikir, shalawat, doa, dan baca Al-Quran.

Tapi kali ini, khatib mau nyampain beberapa hadits, pendapat, dan kebiasaan ulama salaf buat memaksimalkan malam Nisfu Syaban. Pertama, hadits riwayat Ibnu Hibban tentang keutamaan ngidupin malam Nisfu Syaban. Haditsnya gini:

يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ فِيْ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

Artinya: “Allah akan muncul ke mahluk-Nya pada malam pertengahan bulan Syaban (Nisfu Syaban), kemudian akan mengampuni seluruh (dosa) mahluk-Nya kecuali orang musyrik dan mengadu domba.”

Perhatiin hadits itu, Allah cuma nggak ngampunin dua jenis manusia: yang nyekutuin-Nya dan yang suka ngadu domba. Ini sesuai sama firman Allah di kitab suci:

إِنَّ اللهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَآءُ

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (bila) disekutukan (syirik) dengan (tuhan) yang lain dan akan mengampuni apa saja selain perbuatan (syirik) itu bagi siapa pun yang Allah kehendaki.” (QS. al-Nisa’: 48)

Selain syirik, Allah bakal ngasih ampunan-Nya. Tentunya dengan syarat kalau orang itu minta ampun dengan banyak istighfar, dzikir, dan ibadah sunnah lainnya. Jadi, buat yang dosanya banyak, jangan khawatir nggak diampuni dosanya.

Sebanyak apapun dosa, kalau tobat sungguh-sungguh dan mohon ampunan, pasti Allah kabulkan. Makanya di riwayat Tirmidzi disebutin:

إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ ِلأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كَلْبٍ

Artinya: “Sesungguhnya Allah azza wa jalla turun ke langit dunia pada malam pertengahan bulan Syaban (Nisfu Syaban), kemudian Dia mengampuni dosa-dosa yang lebih banyak dibandingkan jumlah bulu kambing suku Kalb.”

Bulu kambing di sini itu majaz, maksudnya dosa yang nggak kehitung bakal dapat ampunan dari Allah. Jadi, Muslim yang penuh dosa nggak perlu pesimis dan putus asa buat dapat rahmat-Nya berupa ampunan dosa. Malam Nisfu Syaban besok malam jadi momen pas buat mohon ampunan dosa.

Hadirin shalat Jumat hafidhakumullah,

Keistimewaan ini ciri khas bulan Syaban. Makanya ulama salaf namanya Atha’ bin Yasar bilang, nggak ada malam yang lebih utama setelah Lailatul Qadar selain malam Nisfu Syaban. Malam Nisfu Syaban itu derajatnya persis di bawah Lailatul Qadar.

Bayangin aja mulianya malam Nisfu Syaban, posisinya di bawah Lailatul Qadar. Ampunan Allah gampang banget dikasih, bahkan nggak ada batasan jumlah dosa kayak riwayat di atas.

Imam Syafi’i juga ikut komen soal mulianya Nisfu Syaban. Kata beliau, ada lima malam yang doanya kemungkinan besar dikabulin. Salah satunya malam pertengahan Syaban, yang besok malam itu.

Ulama salaf sebelum Imam Syafi’i juga udah punya kebiasaan ngidupin malam Nisfu Syaban. Imam Ibnu Rajab al-Hanbali cerita, kalangan Tabi’in di Syam muliain malam Nisfu Syaban dengan mujahadah dan banyakin ibadah, sampai banyak orang niru.

Hadirin shalat Jumat hafidhakumullah,

Yuk, kita ingetin dan ajak keluarga dan teman buat ngidupin malam Nisfu Syaban dengan berbagai amalan ibadah. Ini juga buat ngamalin ayat:

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Artinya: “Dan hendaklah kalian saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah kalian saling tolong-menolong dalam melakukan dosa dan permusuhan.” (QS. al-Maidah: 2)

Sayang banget kalau malam penuh berkah ini kita lewatin tanpa nambah pahala. Seharusnya Nisfu Syaban jadi titik tolak buat mulai hidup baru yang lebih baik dari sebelumnya. Malam Nisfu Syaban kita mohon ampunan dosa, biar paginya kita kayak bayi baru lahir, nggak punya dosa sama sekali.

Pas munajat malam Nisfu Syaban, kita niat buat perbaiki diri dan kurangin dosa. Kita emang nggak mungkin hindarin dosa, tapi setidaknya setelah Allah ampuni dosa kita, kita udah mantap buat jadi pribadi yang lebih takwa, lebih serius jalanin perintah-Nya dan jauhin larangan-Nya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

Alhamdulillahi rabbil alamin, hamdan ala ihsanihi was syukru lahu ala taufiqihi wamtinanihi. Wa asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarikalah, wa asyhadu anna sayyidana muhammadan abduhu warosuluhuddai ila ridwanihi. Allahumma sholli ala sayyidina muhammadin wa ala alihi wa ashhabihi wa sallim tasliman katsiro amma ba’du : fayaa ayyuhannasu ittaqullah fimaa amar waantahu amma nahah, wa’lamu annallaha amarakum biamrin bada’a fiih binafsihi watsanna bimalaikatihil muqoddasati biqudsihi wa qola ta’ala innallaha wamalaikatahu yusholluna alannabi ya ayyuhalladzina amanu shollu alaihi wasallimu taslima. Allahumma sholli ala sayyidina muhammad shollallahu alaihi wasallam wa ala ali sayyidina muhammad wa ala ambiyaika warusulika wamalaikatika almuqorrobin war dhollahu anil khulafair rosyidin abi bakrin waumar wautsman waala alihi waala baqiyyatish shohabati wattabiin watabi’it tabiin lahum biihsaani ila yaumiddin war dhollahu anna maahum birohmatika yaa arhamar rohimin. Allahummaghfir lil mu’miniina wal mu’minaat wal muslimiina wal muslimaat al ahyaa minhum wal amwaat. Allahumma aizzal islam wal muslimiin wa adzillasy syirko wal musyrikiin wanshuro ibaadaka almuwahhidin wanshuro man nashoroddiin wakdzul man khadzalal muslimiin wa dammir aadaa alddiin wa a’li kalimaatika ila yaumiddiin. Allahumma adfa annaal balaa’a wal wabaa’a wal zalaazila wal mihana wa suu’al fitnati wal mihana maa dhoharo minhaa wa maa bathon an balaadinaa indonesia khoo shoh wa saa’iro buldaanil muslimiina aammatan yaa robbal alamiin. Robbana atina fiddunyaa hasanah wafil akhiroti hasanah waqina adzabannaar. Robbana dholamna anfusanaa wa inlam taghfirlanaa watarhamnaa lanakuunanna minal khoosiriin. Ibadallah! Innallaha ya’muru bil adli wal ihsaani waiitaaidzaa il qurbaa wayanhaa anil fahsyaa’i wal munkari wal baghyi yaidzukum laallakum tadzakkaruun. Fadzkurullohal azhiim yadzkurkum wasykuruuhu ala ni’amihi yazidkum waladzikrullahi akbar.

Khutbah Jumat Bulan Syaban: Bulan Syaban, Momen Bersimpuh Mohon Ampunan Allah

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ ِللّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى خَاتَمِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى : إِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.

Kesempatan kali ini khatib ngajak jamaah dan diri khatib sendiri buat bersyukur pada Allah SWT atas limpahan nikmat dan karunia-Nya. Kedua, khatib juga ngajak jamaah buat shalawat dan salam ke Nabi Muhammad SAW atas kasih sayang dan pengorbanan dakwahnya.

Di bulan Syaban ini, khatib ngajak jamaah dan diri sendiri buat balik dan tobat ke Allah. Di bulan baik nyambut Ramadhan ini, yuk sama-sama kita rendahin diri dan mohon ampunan Allah atas semua dosa dan salah kita.

Di Surat Al-Baqarah ayat 222, Allah bilang Dia suka sama orang yang tobat dan bersih diri:

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Artinya, “Sungguh, Allah menyukai orang yang bertobat dan menykai orang yang menyucikan diri,” (Surat Al-Baqarah ayat 222).

Banyak riwayat yang nyebutin anjuran buat kita tobat ke Allah. Allah buka pintu tobat 24 jam. Allah Maha Murah dan Sayang, pintu tobat-Nya selalu kebuka:

عَنْ أَبِي مُوْسَى عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ النَّهَارِ وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ اللَّيْلِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا

Artinya, “Dari sahabat Abu Musa as dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Sungguh, Allah swt membuka tangan-Nya pada malam hari agar pendosa di siang hari dapat bertobat dan menggelar tangan-Nya pada siang hari agar pendosa di malam hari dapat bertobat sampai matahari terbit dari tempat tenggelamnya,’“ (HR Muslim).

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Allah Maha Murah sama kita soal tobat. Allah nunggu kita buat nyamperin dan bersimpuh di hadapan-Nya, inget semua dosa kita, baik sengaja maupun nggak. Allah nggak peduli seberapa banyak dan besar dosa kita.

Nabi Muhammad SAW gambarin kemurahan Allah nerima tobat manusia. Dalam haditsnya, Nabi sebut penerimaan Allah atas tobat manusia sebesar apapun dosanya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ أَخْطَأْتُمْ حَتَّى تَبْلُغَ السَّمَاءَ ثُمَّ تُبْتُمْ لَتَابَ عَلَيْكُمْ

Artinya, “Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Andai kalian keliru hingga mencapai langit, lalu kalian bertobat, niscaya ia akan menerima tobat kalian,’“ (HR Ibnu Majah).

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Kayak keterangan Surat Al-Baqarah ayat 222, Allah suka sama orang yang tobat dan mohon ampunan. Allah suka sama orang yang istighfar dan bersimpuh mohon ampunan-Nya.

Hadits riwayat Muslim jelasin kesenangan Allah sama istighfar dan permohonan ampun hamba-Nya. Bahkan Allah bakal binasain satu generasi manusia yang nggak mohon ampun karena nggak punya dosa, terus diganti sama generasi baru yang bakal mohon ampunan-Nya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُوْنَ فَيَسْتَغْفِرُوْنَ اللهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ

Artinya, “Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Demi Allah yang diriku berada di tangan-Nya, andai kalian tidak berdosa, niscaya Allah akan membinasakan kalian dan mengganti kalian dengan kaum baru yang berdosa, lalu meminta ampun, dan akhirnya Allah mengampuni mereka,’“ (HR Muslim).

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Buat nutup khutbah singkat ini, khatib kutip hadits riwayat Imam At-Thabarani soal perbaiki diri dengan niat dan tekad nggak ngulangin dosa masa lalu.

عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحْسَنَ فِيْمَا بَقِيَ غُفِرَ لَهُ مَا مَضَى وَمَنْ أَسَاءَ فِيْمَا بَقِيَ أُخِذَ بِمَا مَضَى وَمَا بَقِيَ

Artinya, “Dari sahabat Abu Dzar ra, ia berkata, Rasulullah saw, ‘Siapa saja yang berbuat baik pada sisa usianya, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu. Tetapi siapa yang berdosa pada sisa umurnya, niscaya disiksa perbuatan dosanya yang telah lalu dan dosa pada sisa usianya,’“ (HR At-Thabarani).

Semoga khutbah Jumat singkat ini manfaat, Allah kasih kita kesempatan dan mudahkan jalan buat bersimpuh rendah diri di hadapan-Nya, ngakuin semua dosa dan mohon ampunan-Nya. Kita yakin Allah buka lebar pintu tobat-Nya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْلقُرْاٰنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ اْلمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اٰلِهٖ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا اَمَّا بَعْدُ : فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنٰى بِمَلَائِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَائِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ اْلطَّاهِرِيْنَ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ اَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاَعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْﻟﻔِﺘْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاۤصَّةً وَعَنْ سَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وِفِى اْلاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَ اللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤءِ ذِيْ اْلقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ اْﻟﻔَحْشَاۤءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Khutbah Jumat Bulan Syaban: Mendaki Ridha Allah di Bulan Syaban

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى نِعَمِهِ فِيْ شَهْرِ شَعْبَانَ، الَّذِيْ جَعَلَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ الْكَامِلِيْنَ، وَأَمَرَنَا بِاتِّبَاعِ سَبِيْلِ الْمُؤْمِنِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ اَلْحَقُّ اْلمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى خَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ، وَكُوْنُوْا مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ الصَّادِقِيْنَ، وَاعْلَمُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ إِنَّ لِأَيَّامِ شُعْبَانَ، فَدُوْنَكُمْ مِنْهَا مَا نَطَقَ بِهِ الْقُرْاٰنُ، وَمَا بَيَّنَهُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “اَلْمُؤْمِنُ حَقًّا إِذَا ذُكِرَاللهُ وَجِلَ قَلْبُهُ وَخَشَعَتْ نَفْسُهُ، وَفَاضَتْ عَيْنُهُ، مَنْ إِذَا سَمِعَ الْقُرْاٰنَ ثَلَجَ صَدْرُهُ وَزَادَ إِيْمَانُهُ، وَعَلَى يَقِيْنِهِ، مَنْ يَعْتَمِدُ عَلَى رَبِّهِ فِيْ نَوَالِ غَايَتِهِ، بَعْدَ أَنْ بَذَلَ جُهْدَهُ فِيْ سَبِيْلِ حَاجَتِهِ، اَلْمُؤْمِنُ حَقًّا مَنْ آمَنَ بِكُلِّ مَا جَاءَ بِهِ الْقُرْاٰنُ، إِيْمَانًا لَايَشُوْبُهُ شَكٌّ وَارْتِيَابٌ، وَجَاهَدَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فِيْ نُصْرَةِ الدِّيْنِ وَإِقَامَةِ الْحَقِّ الْمُبِيْنِ، اَلْمُؤْمِنُ حَقًّا لَايُسَلِّطُ لِلشَّيْطَانِ عَلَى نَفْسِهِ، وَأَنَّهُ إِيْمَانُ الْمَرْءِ يَزِيْدُ بِالطَّاعَاتِ وَيَنْقُصُ بِالْمَعْصِيَةِ.

Hadirin shalat Jumat hafidzakumullah,

Alhamdulillah kita udah ada di Bulan Syaban. Bulan ini punya banyak kejadian bersejarah yang nggak bakal dilupain umat Islam. Salah satunya, peralihan arah kiblat dari Baitul Maqdis di Palestina ke Ka’bah di Makkah. Di bulan ini juga ayat tentang perintah shalawat ke Nabi diturunin, yaitu QS al-Ahzab: 56, makanya Syaban juga disebut bulan shalawat Nabi. Terus, di bulan ini juga ada malam spesial di pertengahan Syaban, yang kita kenal Malam Nisfu Syaban.

Kalau lihat kalender Masehi tahun ini, malam Nisfu Syaban jatuh hari Kamis, 13 Februari 2025, Nisfu Syabannya hari Jumat, 14 Februari 2025.

Hadirin shalat Jumat hafidhakumullah,

Kalau kita buka literatur soal Nisfu Syaban, keutamaan yang banyak ditemuin itu di malam Nisfu Syabannya, bukan di hari Nisfu Syabannya. Bahkan mungkin udah banyak yang familiar sama janji dan ganjaran kalau kita ngidupin malam Nisfu Syaban dengan dzikir, shalawat, doa, dan baca Al-Quran.

Tapi kali ini, khatib mau nyampain beberapa hadits, pendapat, dan kebiasaan ulama salaf buat memaksimalkan malam Nisfu Syaban. Pertama, hadits riwayat Ibnu Hibban tentang keutamaan ngidupin malam Nisfu Syaban. Haditsnya gini:

يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ فِيْ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

Artinya: “Allah akan muncul ke mahluk-Nya pada malam pertengahan bulan Syaban (Nisfu Syaban), kemudian akan mengampuni seluruh (dosa) mahluk-Nya kecuali orang musyrik dan mengadu domba.”

Perhatiin hadits itu, Allah cuma nggak ngampunin dua jenis manusia: yang nyekutuin-Nya dan yang suka ngadu domba. Ini sesuai sama firman Allah di kitab suci:

إِنَّ اللهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَآءُ

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (bila) disekutukan (syirik) dengan (tuhan) yang lain dan akan mengampuni apa saja selain perbuatan (syirik) itu bagi siapa pun yang Allah kehendaki.” (QS. al-Nisa’: 48)

Selain syirik, Allah bakal ngasih ampunan-Nya. Tentunya dengan syarat kalau orang itu minta ampun dengan banyak istighfar, dzikir, dan ibadah sunnah lainnya. Jadi, buat yang dosanya banyak, jangan khawatir nggak diampuni dosanya.

Sebanyak apapun dosa, kalau tobat sungguh-sungguh dan mohon ampunan, pasti Allah kabulkan. Makanya di riwayat Tirmidzi disebutin:

إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ ِلأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كَلْبٍ

Artinya: “Sesungguhnya Allah azza wa jalla turun ke langit dunia pada malam pertengahan bulan Syaban (Nisfu Syaban), kemudian Dia mengampuni dosa-dosa yang lebih banyak dibandingkan jumlah bulu kambing suku Kalb.”

Bulu kambing di sini itu majaz, maksudnya dosa yang nggak kehitung bakal dapat ampunan dari Allah. Jadi, Muslim yang penuh dosa nggak perlu pesimis dan putus asa buat dapat rahmat-Nya berupa ampunan dosa. Malam Nisfu Syaban besok malam jadi momen pas buat mohon ampunan dosa.

Hadirin shalat Jumat hafidhakumullah,

Keistimewaan ini ciri khas bulan Syaban. Makanya ulama salaf namanya Atha’ bin Yasar bilang, nggak ada malam yang lebih utama setelah Lailatul Qadar selain malam Nisfu Syaban. Malam Nisfu Syaban itu derajatnya persis di bawah Lailatul Qadar.

Bayangin aja mulianya malam Nisfu Syaban, posisinya di bawah Lailatul Qadar. Ampunan Allah gampang banget dikasih, bahkan nggak ada batasan jumlah dosa kayak riwayat di atas.

Imam Syafi’i juga ikut komen soal mulianya Nisfu Syaban. Kata beliau, ada lima malam yang doanya kemungkinan besar dikabulin. Salah satunya malam pertengahan Syaban, yang besok malam itu.

Ulama salaf sebelum Imam Syafi’i juga udah punya kebiasaan ngidupin malam Nisfu Syaban. Imam Ibnu Rajab al-Hanbali cerita, kalangan Tabi’in di Syam muliain malam Nisfu Syaban dengan mujahadah dan banyakin ibadah, sampai banyak orang niru.

Hadirin shalat Jumat hafidhakumullah,

Yuk, kita ingetin dan ajak keluarga dan teman buat ngidupin malam Nisfu Syaban dengan melakukan berbagai amalan-amalan yang bernilai ibadah. Hal ini juga dalam rangka mengamalkan ayat:

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Artinya: “Dan hendaklah kalian saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah kalian saling tolong-menolong dalam melakukan dosa dan permusuhan.” (QS. al-Maidah: 2)

Sayang banget kalau sampai melewati malam yang penuh berkah ini dengan tanpa memperbanyak pundi-pundi pahala. Seyogyanya kita menjadikan Nisfu Syaban sebagai titik tolak untuk memulai hidup baru agar lebih baik daripada kehidupan sebelumnya. Pada malam Nisfu Syaban kita memohon agar dosa-dosa kita dihapus, sehingga pada pagi harinya kita menjadi layaknya seorang bayi yang baru lahir yang tidak mempunyai dosa sama sekali.

Dalam bermunajat pada malam Nisfu Syaban kita bertekad untuk memperbaiki diri dan meminimalisir dosa-dosa. Sebab sudah pasti kita tidak akan bisa terhindar dari dosa. Namun setidaknya setelah Allah mengampuni dosa-dosa kita, kita sudah memantapkan hati untuk menjadi pribadi yang lebih bertakwa, yang lebih serius lagi dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اٰلِهٖ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا اَمَّا بَعْدُ : فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنٰى بِمَلَائِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَائِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ اْلطَّاهِرِيْنَ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ اَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاَعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْﻟﻔِﺘْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاۤصَّةً وَعَنْ سَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وِفِى اْلاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَ اللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤءِ ذِيْ اْلقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ اْﻟﻔَحْشَاۤءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Khutbah Jumat Bulan Syaban: Bulan Syaban, Momen Bersimpuh Mohon Ampunan Allah

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ ِللّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى خَاتَمِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى : إِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.

Kesempatan kali ini khatib ngajak jamaah dan diri khatib sendiri buat bersyukur pada Allah SWT atas limpahan nikmat dan karunia-Nya. Kedua, khatib juga ngajak jamaah buat shalawat dan salam ke Nabi Muhammad SAW atas kasih sayang dan pengorbanan dakwahnya.

Di bulan Syaban ini, khatib ngajak jamaah dan diri sendiri buat balik dan tobat ke Allah. Di bulan baik nyambut Ramadhan ini, yuk sama-sama kita rendahin diri dan mohon ampunan Allah atas semua dosa dan salah kita.

Di Surat Al-Baqarah ayat 222, Allah bilang Dia suka sama orang yang tobat dan bersih diri:

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Artinya, “Sungguh, Allah menyukai orang yang bertobat dan menykai orang yang menyucikan diri,” (Surat Al-Baqarah ayat 222).

Banyak riwayat yang nyebutin anjuran buat kita tobat ke Allah. Allah buka pintu tobat 24 jam. Allah Maha Murah dan Sayang, pintu tobat-Nya selalu kebuka:

عَنْ أَبِي مُوْسَى عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ النَّهَارِ وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ اللَّيْلِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا

Artinya, “Dari sahabat Abu Musa as dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Sungguh, Allah swt membuka tangan-Nya pada malam hari agar pendosa di siang hari dapat bertobat dan menggelar tangan-Nya pada siang hari agar pendosa di malam hari dapat bertobat sampai matahari terbit dari tempat tenggelamnya,’“ (HR Muslim).

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Allah Maha Murah sama kita soal tobat. Allah nunggu kita buat nyamperin dan bersimpuh di hadapan-Nya, inget semua dosa kita, baik sengaja maupun nggak. Allah nggak peduli seberapa banyak dan besar dosa kita.

Baca Juga: loading

Nabi Muhammad SAW gambarin kemurahan Allah nerima tobat manusia. Dalam haditsnya, Nabi sebut penerimaan Allah atas tobat manusia sebesar apapun dosanya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ أَخْطَأْتُمْ حَتَّى تَبْلُغَ السَّمَاءَ ثُمَّ تُبْتُمْ لَتَابَ عَلَيْكُمْ

Artinya, “Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Andai kalian keliru hingga mencapai langit, lalu kalian bertobat, niscaya ia akan menerima tobat kalian,’“ (HR Ibnu Majah).

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Kayak keterangan Surat Al-Baqarah ayat 222, Allah suka sama orang yang tobat dan mohon ampunan. Allah suka sama orang yang istighfar dan bersimpuh mohon ampunan-Nya.

Hadits riwayat Muslim jelasin kesenangan Allah sama istighfar dan permohonan ampun hamba-Nya. Bahkan Allah bakal binasain satu generasi manusia yang nggak mohon ampun karena nggak punya dosa, terus diganti sama generasi baru yang bakal mohon ampunan-Nya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُوْنَ فَيَسْتَغْفِرُوْنَ اللهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ

Artinya, “Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Demi Allah yang diriku berada di tangan-Nya, andai kalian tidak berdosa, niscaya Allah akan membinasakan kalian dan mengganti kalian dengan kaum baru yang berdosa, lalu meminta ampun, dan akhirnya Allah mengampuni mereka,’“ (HR Muslim).

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Buat nutup khutbah singkat ini, khatib kutip hadits riwayat Imam At-Thabarani soal perbaiki diri dengan niat dan tekad nggak ngulangin dosa masa lalu.

عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحْسَنَ فِيْمَا بَقِيَ غُفِرَ لَهُ مَا مَضَى وَمَنْ أَسَاءَ فِيْمَا بَقِيَ أُخِذَ بِمَا مَضَى وَمَا بَقِيَ

Artinya, “Dari sahabat Abu Dzar ra, ia berkata, Rasulullah saw, ‘Siapa saja yang berbuat baik pada sisa usianya, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu. Tetapi siapa yang berdosa pada sisa umurnya, niscaya disiksa perbuatan dosanya yang telah lalu dan dosa pada sisa usianya,’“ (HR At-Thabarani).

Semoga khutbah Jumat singkat ini manfaat, Allah kasih kita kesempatan dan mudahkan jalan buat bersimpuh rendah diri di hadapan-Nya, ngakuin semua dosa dan mohon ampunan-Nya. Kita yakin Allah buka lebar pintu tobat-Nya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْلقُرْاٰنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ اْلمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

Khutbah Kedua

Alhamdulillahi rabbil alamin, hamdan ala ihsanihi was syukru lahu ala taufiqihi wamtinanihi. Wa asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarikalah, wa asyhadu anna sayyidana muhammadan abduhu warosuluhuddai ila ridwanihi. Allahumma sholli ala sayyidina muhammadin wa ala alihi wa ashhabihi wa sallim tasliman katsiro amma ba’du : fayaa ayyuhannasu ittaqullah fimaa amar waantahu amma nahah, wa’lamu annallaha amarakum biamrin bada’a fiih binafsihi watsanna bimalaikatihil muqorrobin wa qola ta’ala innallaha wamalaikatahu yusholluna alannabi ya ayyuhalladzina amanu shollu alaihi wasallimu taslima. Allahumma sholli ala sayyidina muhammad shollallahu alaihi wasallam wa ala ali sayyidina muhammad wa ala ambiyaika warusulika wamalaikatika almuqorrobin war dhollahu anil khulafair rosyidin abi bakrin waumar wautsman waala alihi waala baqiyyatish shohabati wattabiin watabi’it tabiin lahum biihsaani ila yaumiddin war dhollahu anna maahum birohmatika yaa arhamar rohimin. Allahummaghfir lil mu’miniina wal mu’minaat wal muslimiina wal muslimaat al ahyaa minhum wal amwaat. Allahumma aizzal islam wal muslimiin wa adzillasy syirko wal musyrikiin wanshuro ibaadaka almuwahhidin wanshuro man nashoroddiin wakdzul man khadzalal muslimiin wa dammir aadaa alddiin wa a’li kalimaatika ila yaumiddiin. Allahumma adfa annaal balaa’a wal wabaa’a wal zalaazila wal mihana wa suu’al fitnati wal mihana maa dhoharo minhaa wa maa bathon an balaadinaa indonesia khoo shoh wa saa’iro buldaanil muslimiina aammatan yaa robbal alamiin. Robbana atina fiddunyaa hasanah wafil akhiroti hasanah waqina adzabannaar. Robbana dholamna anfusanaa wa inlam taghfirlanaa watarhamnaa lanakuunanna minal khoosiriin. Ibadallah! Innallaha ya’muru bil adli wal ihsaani waiitaaidzaa il qurbaa wayanhaa anil fahsyaa’i wal munkari wal baghyi yaidzukum laallakum tadzakkaruun. Fadzkurullohal azhiim yadzkurkum wasykuruuhu ala ni’amihi yazidkum waladzikrullahi akbar.

Khutbah Jumat Bulan Syaban: Bulan Syaban, Momen Bersimpuh Mohon Ampunan Allah

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ ِللّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى خَاتَمِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى : إِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.

Kesempatan kali ini khatib ngajak jamaah dan diri khatib sendiri buat bersyukur pada Allah SWT atas limpahan nikmat dan karunia-Nya. Kedua, khatib juga ngajak jamaah buat shalawat dan salam ke Nabi Muhammad SAW atas kasih sayang dan pengorbanan dakwahnya.

Di bulan Syaban ini, khatib ngajak jamaah dan diri sendiri buat balik dan tobat ke Allah. Di bulan baik nyambut Ramadhan ini, yuk sama-sama kita rendahin diri dan mohon ampunan Allah atas semua dosa dan salah kita.

Di Surat Al-Baqarah ayat 222, Allah bilang Dia suka sama orang yang tobat dan bersih diri:

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Artinya, “Sungguh, Allah menyukai orang yang bertobat dan menykai orang yang menyucikan diri,” (Surat Al-Baqarah ayat 222).

Banyak riwayat yang nyebutin anjuran buat kita tobat ke Allah. Allah buka pintu tobat 24 jam. Allah Maha Murah dan Sayang, pintu tobat-Nya selalu kebuka:

عَنْ أَبِي مُوْسَى عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ النَّهَارِ وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ اللَّيْلِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا

Artinya, “Dari sahabat Abu Musa as dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Sungguh, Allah swt membuka tangan-Nya pada malam hari agar pendosa di siang hari dapat bertobat dan menggelar tangan-Nya pada siang hari agar pendosa di malam hari dapat bertobat sampai matahari terbit dari tempat tenggelamnya,’“ (HR Muslim).

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Allah Maha Murah sama kita soal tobat. Allah nunggu kita buat nyamperin dan bersimpuh di hadapan-Nya, inget semua dosa kita, baik sengaja maupun nggak. Allah nggak peduli seberapa banyak dan besar dosa kita.

Nabi Muhammad SAW gambarin kemurahan Allah nerima tobat manusia. Dalam haditsnya, Nabi sebut penerimaan Allah atas tobat manusia sebesar apapun dosanya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ أَخْطَأْتُمْ حَتَّى تَبْلُغَ السَّمَاءَ ثُمَّ تُبْتُمْ لَتَابَ عَلَيْكُمْ

Artinya, “Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Andai kalian keliru hingga mencapai langit, lalu kalian bertobat, niscaya ia akan menerima tobat kalian,’“ (HR Ibnu Majah).

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Kayak keterangan Surat Al-Baqarah ayat 222, Allah suka sama orang yang tobat dan mohon ampunan. Allah suka sama orang yang istighfar dan bersimpuh mohon ampunan-Nya.

Hadits riwayat Muslim jelasin kesenangan Allah sama istighfar dan permohonan ampun hamba-Nya. Bahkan Allah bakal binasain satu generasi manusia yang nggak mohon ampun karena nggak punya dosa, terus diganti sama generasi baru yang bakal mohon ampunan-Nya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُوْنَ فَيَسْتَغْفِرُوْنَ اللهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ

Artinya, “Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Demi Allah yang diriku berada di tangan-Nya, andai kalian tidak berdosa, niscaya Allah akan membinasakan kalian dan mengganti kalian dengan kaum baru yang berdosa, lalu meminta ampun, dan akhirnya Allah mengampuni mereka,’“ (HR Muslim).

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Buat nutup khutbah singkat ini, khatib kutip hadits riwayat Imam At-Thabarani soal perbaiki diri dengan niat dan tekad nggak ngulangin dosa masa lalu.

عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحْسَنَ فِيْمَا بَقِيَ غُفِرَ لَهُ مَا مَضَى وَمَنْ أَسَاءَ فِيْمَا بَقِيَ أُخِذَ بِمَا مَضَى وَمَا بَقِيَ

Artinya, “Dari sahabat Abu Dzar ra, ia berkata, Rasulullah saw, ‘Siapa saja yang berbuat baik pada sisa usianya, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu. Tetapi siapa yang berdosa pada sisa umurnya, niscaya disiksa perbuatan dosanya yang telah lalu dan dosa pada sisa usianya,’“ (HR At-Thabarani).

Semoga khutbah Jumat singkat ini manfaat, Allah kasih kita kesempatan dan mudahkan jalan buat bersimpuh rendah diri di hadapan-Nya, ngakuin semua dosa dan mohon ampunan-Nya. Kita yakin Allah buka lebar pintu tobat-Nya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْلقُرْاٰنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ اْلمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

Khutbah Kedua

Alhamdulillahi rabbil alamin, hamdan ala ihsanihi was syukru lahu ala taufiqihi wamtinanihi. Wa asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarikalah, wa asyhadu anna sayyidana muhammadan abduhu warosuluhuddai ila ridwanihi. Allahumma sholli ala sayyidina muhammadin wa ala alihi wa ashhabihi wa sallim tasliman katsiro amma ba’du : fayaa ayyuhannasu ittaqullah fimaa amar waantahu amma nahah, wa’lamu annallaha amarakum biamrin bada’a fiih binafsihi watsanna bimalaikatihil muqoddasati biqudsihi wa qola ta’ala innallaha wamalaikatahu yusholluna alannabi ya ayyuhalladzina amanu shollu alaihi wasallimu taslima. Allahumma sholli ala sayyidina muhammad shollallahu alaihi wasallam wa ala ali sayyidina muhammad wa ala ambiyaika warusulika wamalaikatika almuqorrobin war dhollahu anil khulafair rosyidin abi bakrin waumar wautsman waala alihi waala baqiyyatish shohabati wattabiin watabi’it tabiin lahum biihsaani ila yaumiddin war dhollahu anna maahum birohmatika yaa arhamar rohimin. Allahummaghfir lil mu’miniina wal mu’minaat wal muslimiina wal muslimaat al ahyaa minhum wal amwaat. Allahumma aizzal islam wal muslimiin wa adzillasy syirko wal musyrikiin wanshuro ibaadaka almuwahhidin wanshuro man nashoroddiin wakdzul man khadzalal muslimiin wa dammir aadaa alddiin wa a’li kalimaatika ila yaumiddiin. Allahumma adfa annaal balaa’a wal wabaa’a wal zalaazila wal mihana wa suu’al fitnati wal mihana maa dhoharo minhaa wa maa bathon an balaadinaa indonesia khoo shoh wa saa’iro buldaanil muslimiina aammatan yaa robbal alamiin. Robbana atina fiddunyaa hasanah wafil akhiroti hasanah waqina adzabannaar. Robbana dholamna anfusanaa wa inlam taghfirlanaa watarhamnaa lanakuunanna minal khoosiriin. Ibadallah! Innallaha ya’muru bil adli wal ihsaani waiitaaidzaa il qurbaa wayanhaa anil fahsyaa’i wal munkari wal baghyi yaidzukum laallakum tadzakkaruun. Fadzkurullohal azhiim yadzkurkum wasykuruuhu ala ni’amihi yazidkum waladzikrullahi akbar.

Khutbah Jumat Bulan Syaban: Makna, Filosofi dan Amalan Penting Bulan Syaban

Khutbah Pertama

الحمد لله, الحمد لله الذي جعل شهر رمضان شهرا مباركا, كتب فيه الصيام وأنزل فيه القرآن هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان. أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله. اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين. أما بعد. فيا أيها الحاضرون اتقوا الله أوصيكم وإياي بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون. قال الله تعالى في كتابه الكريم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hadirin Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah

Sekarang ini kita ada di hari Jumat, 7 Februari 2025 atau 8 Syaban 1446 H. Orang Jawa nyebut Syaban itu “Bulan Ruah” dari bahasa Arab Arwah, bentuk plural dari Ruh. Maksudnya, di bulan Syaban, umat Islam bersihin ruh buat nyambut Ramadhan dengan istighfar, shalawat, puasa sunnah, dan amalan lainnya. Asal makna Syaban; kumpul, dulu pas Syaban, orang Arab ngumpulin senjata, kuda, onta, dll. buat siap-siap perang.

Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah

Banyak amalan penting di bulan Syaban, tapi sering dilupain. Rasulullah SAW bersabda,

دَثَّنِي أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ الْأَعْمَالُ فِيهِ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: “Usamah bin Zaid berkata, aku bertanya kepada Rasulullah, ‘Saya tidak pernah melihat baginda Rasulullah melakukan puasa di bulan-bulan lain sebanyak puasa di bulan Syaban’. Nabi saw menjawab, ‘Bulan Syaban adalah bulan yang (kemuliaannya) dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Bulan Syaban adalah bulan di mana amal manusia dilaporkan ke hadirat Allah. Saya pingin, ketika amalku dilaporkan, saya dalam keadaan puasa’.”

Ulama bilang, Syaban itu waktu pas buat puasa sunnah, pemanasan sebelum puasa wajib Ramadhan, kayak hadits dari Aisyah RA:

“Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bulan Syaban.” (HR. al-Bukhari no. 1833).

Dari riwayat di atas, Nabi Muhammad SAW puasa di bulan Syaban hampir sebulan penuh, bahkan sampai tanggal 27 atau 28 Syaban. Riwayat lain dari Abu Hurairah RA, Rasul bersabda,

سُنَنُ أَبِي دَاوُد - (ج 6 / ص 265) عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقَدَّمُوا الشَّهْرَ بِصِيَامِ يَوْمٍ وَلَا يَوْمَيْنِ إِلَّا أَنْ يَكُوْنَ شَيْئٌ يَّصُوْمُهُ أَحَدُكُمْ

Artinya: “Janganlah kalian mendahului puasa Ramadhan satu hari atau dua hari, kecuali puasa yang biasa dilakukan seseorang (misalnya: qadha puasa Ramadlan), silahkan ia melakukan puasa tersebut”.

Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah

Khususnya di bulan Syaban ini, umat Islam dianjurkan buat:

  1. Bersih-bersih diri, dengan:

a. Banyakin Istighfar (mohon ampunan) ke Allah SWT. Rasulullah Muhammad SAW, manusia suci aja, sehari semalam istighfar nggak kurang 70 kali, kayak hadis riwayat Abu Hurairah:

صحيح البخاري - (ج 19 / ص) قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً

b. Banyakin baca shalawat ke Nabi SAW. Ulama bilang, ayat perintah shalawat ke Nabi SAW turun di bulan Syaban. Makanya, di bulan Syaban ini, umat Islam dianjurin banyakin shalawat ke Nabi Muhammad SAW. Perintah shalawat ini ada di Surat al-Ahzab/33:56:

إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Artinya: “Sungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

Kitab al-Gunyah, jilid 3 karya Syeikh Abdul Qadir al-Jailani, bilang kalau Syaban itu bulan buat ngasih shalawat ke Nabi Muhammad SAW.

c. Bayar hutang ke Allah (Nadzar, Kafarat, Qadla’ Puasa, dll.).

Kalau ada yang ngerasa punya hutang ke Allah, misal Ramadhan tahun lalu nggak puasa beberapa hari karena haid atau nifas, atau sengaja batalin puasa tanpa udzur syar’i, Syaban ini waktu pas buat qadha puasa Ramadhan. Kalau telat qadha puasa Ramadhan tahun lalu sampai Ramadhan tahun ini datang lagi, dan baru diqadha setelah lewat Ramadhan tahun ini, hutangnya jadi dobel, wajib qadha plus bayar fidyah 1 mud makanan pokok sebanyak hari nggak puasa dulu. Diriwayatin Abu Salamah bin Abdurrahman, Aisyah RA bilang:

عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا تَقُوْلُ إِنْ كَانَ لَيَكُوْنُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ فَمَا أَسْتَطِيْعُ أَنْ أَقْضِيَهُ حَتَّى يَأْتِيَ شَعْبَانُ

Artinya: “Sesungguhnya aku berkewajiban melakukan qadla puasa Ramadan dan aku tidak mampu melakukannya hingga datang bulan Syaban”.

d. Minta maaf ke sesama dan bayar hutang-hutangnya.

e. Ziarah kubur dengan jaga etika ziarah (niat yang bener pas ziarah, doain mayit, nggak minta ke mayit, nggak ngerusak kuburan, dll.).

  1. Bersihin lingkungan (Masjid/Mushalla, dll)

Bersihin lingkungan masjid biar masjid nyaman jadi tempat ibadah, terutama pas Ramadhan nanti. Bersih-bersih masjid ini dari nyapu, ngepel, sampai bersihin kamar mandi dan tempat wudhu, terus siapin petugas khusus sesuai protokol kesehatan.

  1. Pahami ilmu soal puasa (syarat, rukun, sunnah, dan hal-hal yang batalin puasa).

Kenapa harus paham ilmu puasa? Ibadah itu diterima Allah kalau ‘aliman (tahu ilmunya), ‘amidan (disengaja), mukhtaran (inisiatif sendiri). Ingat, kalau nggak punya ilmu terus batalin puasa (Ifthar), akibatnya bisa kena salah satu dari 4 hal:

1) Tetep imsak sampai maghrib dan wajib Qadla’.

2) Qadla dan Fidyah buat ibu hamil dan menyusui, misal sengaja nggak puasa Ramadhan karena khawatir kesehatan anak dan janin.

3) Kafarat, denda berat karena berhubungan badan di siang hari Ramadhan.

Hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim nyeritain ada lelaki yang ngaku ngelanggar ini. Rasulullah terus nyebutin tiga sanksi buat kafarat (penebus), yaitu: (1) bebasin budak, (2) puasa dua bulan berturut-turut, dan (3) kasih makan enam puluh orang miskin. Tiga kafarat ini nggak bisa dipilih sembarangan, tapi urut. Kalau nggak bisa lakuin hukuman ini karena alasan syar’i, baru bisa sanksi terakhir, kasih paket ke 60 fakir miskin, masing-masing 1 mud (kira-kira 6 ons) bahan makanan pokok.

4) Bayar Fidyah buat orang tua, pekerja berat, orang sakit menahun (nggak ada harapan sembuh).

  1. Nunggu datangnya awal Ramadhan dan 1 Syawal dengan taat sama ketetapan Pemerintah

Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah

Penetapan awal Ramadhan dan hari Raya itu ada 3 cara: 1. Cuma pakai rukyat, 2. Cuma pakai Hisab Astronomi; dan 3. Gabungin rukyat dan hisab Astronomi. Di Indonesia dan negara tetangga juga ada tiga cara ini. Buktinya, 1. Rukyat dipake NU dan Brunei Darussalam, 2. Hisab Astronomi dipake Muhammadiyah, Persis, dan Singapura; 3. Gabungan rukyat dan hisab Astronomi dipake Malaysia, MUI, dan Kementerian Agama.

Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah

Sebagai umat Islam di NKRI yang punya Ulil Amri yang ngatur soal Ramadhan, Idul Fitri, dan awal Dzulhijjah, wajib patuh sama keputusan pemerintah. Ini demi ibadah yang khusyu’, jaga kebersamaan, dan hindarin perbedaan dan polemik yang nggak perlu di tengah umat.

Semoga Allah SWT kasih kesehatan dan umur panjang, buat kita, dan dikasih kekuatan lahir batin buat jalanin semua ibadah di bulan Ramadhan nanti, sampai kita jadi orang beruntung dapat fitrah kesucian, dan bisa ketemu lagi Ramadhan di tahun depan… Aamiin ya rabbal alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلَآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اٰلِهٖ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا اَمَّا بَعْدُ : فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنٰى بِمَلَائِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَائِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ اْلطَّاهِرِيْنَ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ اَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاَعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْﻟﻔِﺘْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاۤصَّةً وَعَنْ سَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وِفِى اْلاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَ اللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤءِ ذِيْ اْلقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ اْﻟﻔَحْشَاۤءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Khutbah Jumat Bulan Syaban: Yang Dilakukan Nabi di Bulan Syaban

Khutbah Pertama

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارِ، مُكَوِّرِ اللَّيْلِ عَلَى النَّهَارِ، تَذْكِرَةً لِأُوْلِي الْقُلُوْبِ وَالْأَبْصَارِ، وَتَبْصِرَةً لِذَوِي الْأَلْبَابِ وَالْإِعْتِبَارِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نُوْرِ الْأَنْوَارِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الْأَطْهَارِ. أَمَّا بَعْدُ

فَيَآأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ فِيْ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

وَتُوْبُوْا إِلَى اللهِ جَمِيْعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Kesempatan ini kita ada di hari Jumat, 7 Februari 2025 atau 8 Syaban 1446 H. Orang Jawa nyebut Syaban itu “Bulan Ruah” dari bahasa Arab Arwah, bentuk plural dari Ruh. Maksudnya, di bulan Syaban, umat Islam bersihin ruh buat nyambut Ramadhan dengan istighfar, shalawat, puasa sunnah, dan amalan lainnya. Asal makna Syaban; kumpul, dulu pas Syaban, orang Arab ngumpulin senjata, kuda, onta, dll. buat siap-siap perang.

Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah

Banyak amalan penting di bulan Syaban, tapi sering dilupain. Rasulullah SAW bersabda,

دَثَّنِي أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ الْأَعْمَالُ فِيهِ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: “Usamah bin Zaid berkata, aku bertanya kepada Rasulullah, ‘Saya tidak pernah melihat baginda Rasulullah melakukan puasa di bulan-bulan lain sebanyak puasa di bulan Syaban’. Nabi saw menjawab, ‘Bulan Syaban adalah bulan yang (kemuliaannya) dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Bulan Syaban adalah bulan di mana amal manusia dilaporkan ke hadirat Allah. Saya pingin, ketika amalku dilaporkan, saya dalam keadaan puasa’.”

Ulama bilang, Syaban itu waktu pas buat puasa sunnah, pemanasan sebelum puasa wajib Ramadhan, kayak hadits dari Aisyah RA:

“Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bulan Syaban.” (HR. al-Bukhari no. 1833).

Dari riwayat di atas, Nabi Muhammad SAW puasa di bulan Syaban hampir sebulan penuh, bahkan sampai tanggal 27 atau 28 Syaban. Riwayat lain dari Abu Hurairah RA, Rasul bersabda,

سُنَنُ أَبِي دَاوُد - (ج 6 / ص 265) عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقَدَّمُوا الشَّهْرَ بِصِيَامِ يَوْمٍ وَلَا يَوْمَيْنِ إِلَّا أَنْ يَكُوْنَ شَيْئٌ يَّصُوْمُهُ أَحَدُكُمْ

Artinya: “Janganlah kalian mendahului puasa Ramadhan satu hari atau dua hari, kecuali puasa yang biasa dilakukan seseorang (misalnya: qadha puasa Ramadlan), silahkan ia melakukan puasa tersebut”.

Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah

Khususnya di bulan Syaban ini, umat Islam dianjurkan buat:

  1. Bersih-bersih diri, dengan:

a. Banyakin Istighfar (mohon ampunan) ke Allah SWT. Rasulullah Muhammad SAW, manusia suci aja, sehari semalam istighfar nggak kurang 70 kali, kayak hadis riwayat Abu Hurairah:

صحيح البخاري - (ج 19 / ص) قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً

b. Banyakin baca shalawat ke Nabi SAW. Ulama bilang, ayat perintah shalawat ke Nabi SAW turun di bulan Syaban. Makanya, di bulan Syaban ini, umat Islam dianjurin banyakin shalawat ke Nabi Muhammad SAW. Perintah shalawat ini ada di Surat al-Ahzab/33:56:

إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Artinya: “Sungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

Kitab al-Gunyah, jilid 3 karya Syeikh Abdul Qadir al-Jailani, bilang kalau Syaban itu bulan buat ngasih shalawat ke Nabi Muhammad SAW.

c. Bayar hutang ke Allah (Nadzar, Kafarat, Qadla’ Puasa, dll.).

Kalau ada yang ngerasa punya hutang ke Allah, misal Ramadhan tahun lalu nggak puasa beberapa hari karena haid atau nifas, atau sengaja batalin puasa tanpa udzur syar’i, Syaban ini waktu pas buat qadha puasa Ramadhan. Kalau telat qadha puasa Ramadhan tahun lalu sampai Ramadhan tahun ini datang lagi, dan baru diqadha setelah lewat Ramadhan tahun ini, hutangnya jadi dobel, wajib qadha plus bayar fidyah 1 mud makanan pokok sebanyak hari nggak puasa dulu. Diriwayatin Abu Salamah bin Abdurrahman, Aisyah RA bilang:

عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا تَقُوْلُ إِنْ كَانَ لَيَكُوْنُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ فَمَا أَسْتَطِيْعُ أَنْ أَقْضِيَهُ حَتَّى يَأْتِيَ شَعْبَانُ

Artinya: “Sesungguhnya aku berkewajiban melakukan qadla puasa Ramadan dan aku tidak mampu melakukannya hingga datang bulan Syaban”.

d. Minta maaf ke sesama dan bayar hutang-hutangnya.

e. Ziarah kubur dengan jaga etika ziarah (niat yang bener pas ziarah, doain mayit, nggak minta ke mayit, nggak ngerusak kuburan, dll.).

  1. Bersihin lingkungan (Masjid/Mushalla, dll)

Bersihin lingkungan masjid biar masjid nyaman jadi tempat ibadah, terutama pas Ramadhan nanti. Bersih-bersih masjid ini dari nyapu, ngepel, sampai bersihin kamar mandi dan tempat wudhu, terus siapin petugas khusus sesuai protokol kesehatan.

  1. Pahami ilmu soal puasa (syarat, rukun, sunnah, dan hal-hal yang batalin puasa).

Kenapa harus paham ilmu puasa? Ibadah itu diterima Allah kalau ‘aliman (tahu ilmunya), ‘amidan (disengaja), mukhtaran (inisiatif sendiri). Ingat, kalau nggak punya ilmu terus batalin puasa (Ifthar), akibatnya bisa kena salah satu dari 4 hal:

1) Tetep imsak sampai maghrib dan wajib Qadla’.

2) Qadla dan Fidyah buat ibu hamil dan menyusui, misal sengaja nggak puasa Ramadhan karena khawatir kesehatan anak dan janin.

3) Kafarat, denda berat karena berhubungan badan di siang hari Ramadhan.

Hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim nyeritain ada lelaki yang ngaku ngelanggar ini. Rasulullah terus nyebutin tiga sanksi buat kafarat (penebus), yaitu: (1) bebasin budak, (2) puasa dua bulan berturut-turut, dan (3) kasih makan enam puluh orang miskin. Tiga kafarat ini nggak bisa dipilih sembarangan, tapi urut. Kalau nggak bisa lakuin hukuman ini karena alasan syar’i, baru bisa sanksi terakhir, kasih paket ke 60 fakir miskin, masing-masing 1 mud (kira-kira 6 ons) bahan makanan pokok.

4) Bayar Fidyah buat orang tua, pekerja berat, orang sakit menahun (nggak ada harapan sembuh).

  1. Nunggu datangnya awal Ramadhan dan 1 Syawal dengan taat sama ketetapan Pemerintah

Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah

Penetapan awal Ramadhan dan hari Raya itu ada 3 cara: 1. Cuma pakai rukyat, 2. Cuma pakai Hisab Astronomi; dan 3. Gabungin rukyat dan hisab Astronomi. Di Indonesia dan negara tetangga juga ada tiga cara ini. Buktinya, 1. Rukyat dipake NU dan Brunei Darussalam, 2. Hisab Astronomi dipake Muhammadiyah, Persis, dan Singapura; 3. Gabungan rukyat dan hisab Astronomi dipake Malaysia, MUI, dan Kementerian Agama.

Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah

Sebagai umat Islam di NKRI yang punya Ulil Amri yang ngatur soal Ramadhan, Idul Fitri, dan awal Dzulhijjah, wajib patuh sama keputusan pemerintah. Ini demi ibadah yang khusyu’, jaga kebersamaan, dan hindarin perbedaan dan polemik yang nggak perlu di tengah umat.

Semoga Allah SWT kasih kesehatan dan umur panjang, buat kita, dan dikasih kekuatan lahir batin buat jalanin semua ibadah di bulan Ramadhan nanti, sampai kita jadi orang beruntung dapat fitrah kesucian, dan bisa ketemu lagi Ramadhan di tahun depan… Aamiin ya rabbal alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلَآيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اٰلِهٖ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا اَمَّا بَعْدُ : فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنٰى بِمَلَائِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَائِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ اْلطَّاهِرِيْنَ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ اَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاَعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْﻟﻔِﺘْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاۤصَّةً وَعَنْ سَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وِفِى اْلاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَ اللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤءِ ذِيْ اْلقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ اْﻟﻔَحْشَاۤءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Khutbah Jumat Bulan Syaban: Mendaki Ridha Allah di Bulan Syaban

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى نِعَمِهِ فِيْ شَهْرِ شَعْبَانَ، الَّذِيْ جَعَلَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ الْكَامِلِيْنَ، وَأَمَرَنَا بِاتِّبَاعِ سَبِيْلِ الْمُؤْمِنِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ اَلْحَقُّ اْلمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى خَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ، وَكُوْنُوْا مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ الصَّادِقِيْنَ، وَاعْلَمُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ إِنَّ لِأَيَّامِ شُعْبَانَ، فَدُوْنَكُمْ مِنْهَا مَا نَطَقَ بِهِ الْقُرْاٰنُ، وَمَا بَيَّنَهُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “اَلْمُؤْمِنُ حَقًّا إِذَا ذُكِرَاللهُ وَجِلَ قَلْبُهُ وَخَشَعَتْ نَفْسُهُ، وَفَاضَتْ عَيْنُهُ، مَنْ إِذَا سَمِعَ الْقُرْاٰنَ ثَلَجَ صَدْرُهُ وَزَادَ إِيْمَانُهُ، وَعَلَى يَقِيْنِهِ، مَنْ يَعْتَمِدُ عَلَى رَبِّهِ فِيْ نَوَالِ غَايَتِهِ، بَعْدَ أَنْ بَذَلَ جُهْدَهُ فِيْ سَبِيْلِ حَاجَتِهِ، اَلْمُؤْمِنُ حَقًّا مَنْ آمَنَ بِكُلِّ مَا جَاءَ بِهِ الْقُرْاٰنُ، إِيْمَانًا لَايَشُوْبُهُ شَكٌّ وَارْتِيَابٌ، وَجَاهَدَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فِيْ نُصْرَةِ الدِّيْنِ وَإِقَامَةِ الْحَقِّ الْمُبِيْنِ، اَلْمُؤْمِنُ حَقًّا لَايُسَلِّطُ لِلشَّيْطَانِ عَلَى نَفْسِهِ، وَأَنَّهُ إِيْمَانُ الْمَرْءِ يَزِيْدُ بِالطَّاعَاتِ وَيَنْقُصُ بِالْمَعْصِيَةِ.

Hadirin shalat Jumat hafidzakumullah,

Alhamdulillah kita udah ada di Bulan Syaban. Bulan ini punya banyak kejadian bersejarah yang nggak bakal dilupain umat Islam. Salah satunya, peralihan arah kiblat dari Baitul Maqdis di Palestina ke Ka’bah di Makkah. Di bulan ini juga ayat tentang perintah shalawat ke Nabi diturunin, yaitu QS al-Ahzab: 56, makanya Syaban juga disebut bulan shalawat Nabi. Terus, di bulan ini juga ada malam spesial di pertengahan Syaban, yang kita kenal Malam Nisfu Syaban.

Kalau lihat kalender Masehi tahun ini, malam Nisfu Syaban jatuh hari Kamis, 13 Februari 2025, Nisfu Syabannya hari Jumat, 14 Februari 2025.

Hadirin shalat Jumat hafidhakumullah,

Kalau kita buka literatur soal Nisfu Syaban, keutamaan yang banyak ditemuin itu di malam Nisfu Syabannya, bukan di hari Nisfu Syabannya. Bahkan mungkin udah banyak yang familiar sama janji dan ganjaran kalau kita ngidupin malam Nisfu Syaban dengan dzikir, shalawat, doa, dan baca Al-Quran.

Tapi kali ini, khatib mau nyampain beberapa hadits, pendapat, dan kebiasaan ulama salaf buat memaksimalkan malam Nisfu Syaban. Pertama, hadits riwayat Ibnu Hibban tentang keutamaan ngidupin malam Nisfu Syaban. Haditsnya gini:

يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ فِيْ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

Artinya: “Allah akan muncul ke mahluk-Nya pada malam pertengahan bulan Syaban (Nisfu Syaban), kemudian akan mengampuni seluruh (dosa) mahluk-Nya kecuali orang musyrik dan mengadu domba.”

Perhatiin hadits itu, Allah cuma nggak ngampunin dua jenis manusia: yang nyekutuin-Nya dan yang suka ngadu domba. Ini sesuai sama firman Allah di kitab suci:

إِنَّ اللهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَآءُ

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (bila) disekutukan (syirik) dengan (tuhan) yang lain dan akan mengampuni apa saja selain perbuatan (syirik) itu bagi siapa pun yang Allah kehendaki.” (QS. al-Nisa’: 48)

Selain syirik, Allah bakal ngasih ampunan-Nya. Tentunya dengan syarat kalau orang itu minta ampun dengan banyak istighfar, dzikir, dan ibadah sunnah lainnya. Jadi, buat yang dosanya banyak, jangan khawatir nggak diampuni dosanya.

Sebanyak apapun dosa, kalau tobat sungguh-sungguh dan mohon ampunan, pasti Allah kabulkan. Makanya di riwayat Tirmidzi disebutin:

إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ ِلأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كَلْبٍ

Artinya: “Sesungguhnya Allah azza wa jalla turun ke langit dunia pada malam pertengahan bulan Syaban (Nisfu Syaban), kemudian Dia mengampuni dosa-dosa yang lebih banyak dibandingkan jumlah bulu kambing suku Kalb.”

Bulu kambing di sini itu majaz, maksudnya dosa yang nggak kehitung bakal dapat ampunan dari Allah. Jadi, Muslim yang penuh dosa nggak perlu pesimis dan putus asa buat dapat rahmat-Nya berupa ampunan dosa. Malam Nisfu Syaban besok malam jadi momen pas buat mohon ampunan dosa.

Hadirin shalat Jumat hafidhakumullah,

Keistimewaan ini ciri khas bulan Syaban. Makanya ulama salaf namanya Atha’ bin Yasar bilang, nggak ada malam yang lebih utama setelah Lailatul Qadar selain malam Nisfu Syaban. Malam Nisfu Syaban itu derajatnya persis di bawah Lailatul Qadar.

Bayangin aja mulianya malam Nisfu Syaban, posisinya di bawah Lailatul Qadar. Ampunan Allah gampang banget dikasih, bahkan nggak ada batasan jumlah dosa kayak riwayat di atas.

Imam Syafi’i juga ikut komen soal mulianya Nisfu Syaban. Kata beliau, ada lima malam yang doanya kemungkinan besar dikabulin. Salah satunya malam pertengahan Syaban, yang besok malam itu.

Ulama salaf sebelum Imam Syafi’i juga udah punya kebiasaan ngidupin malam Nisfu Syaban. Imam Ibnu Rajab al-Hanbali cerita, kalangan Tabi’in di Syam muliain malam Nisfu Syaban dengan mujahadah dan banyakin ibadah, sampai banyak orang niru.

Hadirin shalat Jumat hafidhakumullah,

Yuk, kita ingetin dan ajak keluarga dan teman buat ngidupin malam Nisfu Syaban dengan melakukan berbagai amalan-amalan yang bernilai ibadah. Ini juga buat ngamalin ayat:

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Artinya: “Dan hendaklah kalian saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah kalian saling tolong-menolong dalam melakukan dosa dan permusuhan.” (QS. al-Maidah: 2)

Sayang banget kalau malam penuh berkah ini kita lewatin tanpa nambah pahala. Seharusnya Nisfu Syaban jadi titik tolak buat mulai hidup baru yang lebih baik dari sebelumnya. Malam Nisfu Syaban kita mohon ampunan dosa, biar paginya kita kayak bayi baru lahir, nggak punya dosa sama sekali.

Dalam bermunajat pada malam Nisfu Syaban kita bertekad untuk memperbaiki diri dan meminimalisir dosa-dosa. Sebab sudah pasti kita tidak akan bisa terhindar dari dosa. Namun setidaknya setelah Allah mengampuni dosa-dosa kita, kita sudah memantapkan hati untuk menjadi pribadi yang lebih bertakwa, yang lebih serius lagi dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

Alhamdulillahi rabbil alamin, hamdan ala ihsanihi was syukru lahu ala taufiqihi wamtinanihi. Wa asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarikalah, wa asyhadu anna sayyidana muhammadan abduhu warosuluhuddai ila ridwanihi. Allahumma sholli ala sayyidina muhammadin wa ala alihi wa ashhabihi wa sallim tasliman katsiro amma ba’du : fayaa ayyuhannasu ittaqullah fimaa amar waantahu amma nahah, wa’lamu annallaha amarakum biamrin bada’a fiih binafsihi watsanna bimalaikatihil muqoddasati biqudsihi wa qola ta’ala innallaha wamalaikatahu yusholluna alannabi ya ayyuhalladzina amanu shollu alaihi wasallimu taslima. Allahumma sholli ala sayyidina muhammad shollallahu alaihi wasallam wa ala ali sayyidina muhammad wa ala ambiyaika warusulika wamalaikatika almuqorrobin war dhollahu anil khulafair rosyidin abi bakrin waumar wautsman waala alihi waala baqiyyatish shohabati wattabiin watabi’it tabiin lahum biihsaani ila yaumiddin war dhollahu anna maahum birohmatika yaa arhamar rohimin. Allahummaghfir lil mu’miniina wal mu’minaat wal muslimiina wal muslimaat al ahyaa minhum wal amwaat. Allahumma aizzal islam wal muslimiin wa adzillasy syirko wal musyrikiin wanshuro ibaadaka almuwahhidin wanshuro man nashoroddiin wakdzul man khadzalal muslimiin wa dammir aadaa alddiin wa a’li kalimaatika ila yaumiddiin. Allahumma adfa annaal balaa’a wal wabaa’a wal zalaazila wal mihana wa suu’al fitnati wal mihana maa dhoharo minhaa wa maa bathon an balaadinaa indonesia khoo shoh wa saa’iro buldaanil muslimiina aammatan yaa robbal alamiin. Robbana atina fiddunyaa hasanah wafil akhiroti hasanah waqina adzabannaar. Robbana dholamna anfusanaa wa inlam taghfirlanaa watarhamnaa lanakuunanna minal khoosiriin. Ibadallah! Innallaha ya’muru bil adli wal ihsaani waiitaaidzaa il qurbaa wayanhaa anil fahsyaa’i wal munkari wal baghyi yaidzukum laallakum tadzakkaruun. Fadzkurullohal azhiim yadzkurkum wasykuruuhu ala ni’amihi yazidkum waladzikrullahi akbar.

Nah, itu dia kumpulan ide khutbah Jumat bulan Syaban yang bisa jadi referensi. Semoga bermanfaat ya!

Gimana, ada ide khutbah Jumat lain yang lebih inspiratif? Share di kolom komentar yuk!

Posting Komentar